Tapi dari pengalaman bertransaksi entah itu menjual dan membeli barang, rasanya saya punya gambaran tersendiri atas jembatan ala JT express. Dibangun sebagai sebuah solusi yang bukan sekedar solusi, dengan beberapa strategi dan program yang ditawarkan, jnt menjadi jembatan penuh kreasi dan yang terpenting keberanian menjamin keselamatan. Karena tak ada jembatan yang mutlak tak berbahaya, tapi jaminan akan membantu menenangkan.
Drop point yang disebar di berbagai daerah dan layanan buka 365 hari dalam setahun, menjadi ciri betapa seriusnya jnt dalam upayanya menjadi sebuah jembatan, ragam hal dan kemungkinan yang menjadi risiko dari distribusi seolah siap dan diatasi dengan berbagai kemasan dan strategi.
Sisi lain yang bagi saya JT express tawarkan dalam perkembangannya adalah etika para karyawan yang tersebar di berbagai gerai. Hal yang mungkin terlihat sederhana dan sepele, tapi bagi saya itu adalah hal yang cukup krusial, karena keramahan dari karyawan akan menghadirkan kenyamanan bagi konsumennya.
Selain keramahan hal lain yang saya soroti adalah tipikal informatif dari karyawannya, bicara era digital tak semua konsumen bisa dipukul rata dengan informasi yang tersedia di media atau aplikasi digital. Beberapa orang atau kalangan terlebih yang di daerah kadang masih kebingungan dengan beberapa tata cara atau sistem dari sebuah transaksi distribusi, dan karyawan yang informatif kehadirannya akan sangat membantu bagi orang -- orang tersebut.
Ketika kembali pada gambaran jembatan, tak semua memiliki nyali dan keberanian yang dan untuk menyeberangi. Jaminan akan membantu menyakinkan, dan informasi akan membantu memberi gambaran kenapa seseorang harus berani dan mau untuk menyebrang.
Ragam hal serta kesan yang tersaji dari jnt bukanlah sebuah hal yang menunjukkan betapa positifnya kehadirannya. Tapi yang disadari, sebesar dan sejauh apapun suatu perkembangan terjadi maka lini -- lini lain harus siap untuk mengimbangi.
Ketika mimpi tersekat distribusi, maka JT express menjadi solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H