Service excellence atau kalau boleh diterjemahkan menjadi Pelayanan Prima merupakan hal yang sangat penting. Konsumen pastinya menginginkan pelayanan prima. Tapi anehnya produsen, penjual atau siapapun yang memberikan jasa kelihatannya tidak terlalu memperhatikan pelayanan prima ini. Mereka hanya menjual barang atau jasa, setelah itu masalah yang muncul bukan tanggung jawab mereka lagi. Mereka menganggap itu resiko konsumen. Mereka mungkin memberikan masa garansi yang tentu saja waktunya sangat terbatas dan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Sehubungan dengan pelayanan prima ini, penulis memiliki beberapa pengalaman kurang bahkan tidak mengenakkan. Pengalaman pertama adalah ketika penulis menyewa atau rental mobil. Pilihan untuk menyewa mobil jatuh kepada kawan di kantor yang memiliki usaha rental mobil. Penulis sebelumnya sudah sms kawan ini bahwa pada hari libur ingin menyewa mobil. Karena mungkin agak lama waktu sms dengan hari Hnya, maka ketika penulis sms lagi sehari sebelumnya sang kawan mengatakan bahwa penulis beruntung bahwa ada satu mobil lagi yang tersisa ini pun katanya hampir disewa tetangga kawan tersebut. Tapi kawan tersebut mengatakan bahwa dikira penulis batal untuk menyewa pada hari itu. Tapi untungnya masih ada satu mobil tersisa.
Akhirnya penulis dan keluarga jalan-jalan menggunakan mobil rental tersebut. Tujuannya pergi ke luar kota. Tujuan pertama ke swalayan yang berada di luar kota. Kami sampai dengan selamat ke tempat tersebut. Masalah muncul ketika kami ingin pulang dan melanjutkan perjalanan ke luar kota. Mobil tidak bisa distarter. Penulis bingung, apa yang penulis telah lakukan sehingga mobil tidak bisa dihidupkan. Apakah penulis lupa mematikan AC. Tapi nampaknya tidak ada kesalahan yang penulis perbuat.
Dengan bantuan  satuan pengaman di swalayan tersebut yang membantu mendorong mobil akhirnya mobil bisa hidup kembali. Perjalanan ke luar kota pun dilanjutkan. Jarak tempuhnya kurang lebih 40 km. Ketika mau sampai ke tujuan akhir di tempat saudara, ketika mau membelok mobil mati lagi, penulis coba menstarter mobil tapi nampaknya perjalan jauh tidak membuat akinya terisi. Dengan bantuan orang akhirnya mobil di dorong sampai ke tempat saudara yang tinggal sedikit lagi dari belokan tadi.
Dengan bantuan saudara, maka aki mobil diganti untuk memastikan apakah masalahnya memang di aki. Ternyata memang akinya bermasalah. Ketika aki dilepas dari mobil, penulis mendapatkan telepon dari pemilik mobil yang rupanya mendapat laporan dari alat di mobilnya yang mengindikasikan ada sesuatu alat atau akinya dilepas dari mobil. Ia mengatakan memang aki mobilnya belum sempat dicharge dan memang bermasalah. Dia menyuruh untuk tukar tambah aki di mobil dengan aki bekas juga. Kalau ada kekurangangan uangnya minta bayarin dulu.
Singkat cerita, dengan aki baru bekas kami pulang kembali ke rumah dengan perasaan cemas dan khawatir, siapa tahu akinya mogok lagi atau ada masalah lainnya.
Alhamdulillah, kami tiba dengan selamat di rumah. Penulis sudah tidak minat lagi dengan mobil dan ingin mengembalikan mobil dengan segera. Setelah sampai di tempat rental, pemilik mobil cuma mengganti uang yang digunakan untuk ganti aki. Kami yang mengalami ketidaknyamanan dalam perjalanan harus tetap membayar full biaya rental mobil. Pemilik rental yang tergolong masih orang yang dikenal tidak ada memberikan sesuatu yang membuat kami penyewa mobil merasa dihargai. Kami membayar seolah-olah mobil yang kami sewa sempurna dan tidak bermasalah. Pelayanan prima tidak hadir di sini. Kami kapok menyewa di tempat itu lagi. Semoga ada pemilik rental mobil lainnya lebih melayani konsumen dengan pelayanan yang super prima. Penulis mau jadi konsumennya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H