Aku pernah mendengar cerita ini dari seorang kawan. Cerita ini adalah kisah nyata dan bagi si tokoh cerita aku mohon ijin karena menuliskan kisah hidup anda di blog ini.
Sang lelaki bernama Ali sudah punya pacar. Mereka sudah lama berpacaran. Mereka merasa saling cocok dan berencana membina rumah tangga.
Ketika Ali pulang ke kampung halamannya betapa terkejutnya dia saat diberitahu bahwa dia sudah dijodohkan dengan seorang gadis di kampungnya. Bahkan semua urusan perjodohan mereka sudah sempurna semua persiapannya. Tanggal pernikahan pun sudah ditetapkan.
Perasaan Ali campur aduk, sedih, marah, kecewa. Ali sudah membayangkan bakal menghabiskan sisa hidupnya dengan sang kekasih. Tidak pernah terlintas di benaknya dia bakal beristerikan seseorang yang tidak dicintainya.
Ali tentu saja menolak. Ali berontak. Tetapi, pernikahan harus berjalan. Orang tua Ali memaksa Ali agar menjalankan saja pernikahannya dengan wanita pilihan orang tuanya. Ali akhirnya terpaksa menyetujui tapi dibenaknya sudah ada satu pikiran bahwa ia akan menceraikan isterinya kelak. Hal ini diceritakan kepada kawan akrabnya.
Suatu hari sang kawan akrab Ali secara kebetulan bertemu. Sang sahabat teringat betapa Ali menolak dengan keras perjodohonnya dan terpaksa menikah dengan wanita pilihan orang tua dan berencana bercerai setelahnya.
"Gimana, Li pernikahan lo?"
"Ya, pernikahanku ternyata di luar perkiraanku." Cerita Ali.
"Maksudmu?"
"Begini, dulu aku kan pernah cerita kepadamu bahwa betapa aku benci dengan pilihan orang tuaku yang tidak kukenal dan tentu saja tidak kucintai. Bahkan aku berencana untuk menceraikannya segera mungkin bahkan jika bisa setelah acara selesai."
"Lalu?"