Mohon tunggu...
ari sandi
ari sandi Mohon Tunggu... FRESH GRADUATE -

Selanjutnya

Tutup

Money

Negara Pemburu Dollar, It’s Not My Country

25 Agustus 2015   07:39 Diperbarui: 25 Agustus 2015   07:39 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang memiliki kekayaan alam yang melimpah baik di laut maupun di daratan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Tidak hanya itu saja, Bangsa Indonesia kaya akan seni budaya daerah yang merupakan kekayaan budaya nasional. Dengan kekayaan alam yang melimpah dan didukung dengan sumber daya manusia terbesar keempat dunia selayaknya Bangsa Indonesia sudah lebih maju dengan Bangsa-Bangsa lain khususnya di asia tenggara. Tentu ada hal yang mendasar yang tidak dimiliki Bangsa Indonesia sehingga Bangsa Indonseia selalu tertinggal dengan Bangsa-Bangsa lain di belahan dunia.

Perkembangangan karakter bangsa Indonesia mesti ditingkatkan. Karakter yang dimaksud adalah karakter etika karena ini bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu bangsa. Negara jepang misalnya Negara yang dikenal dengan kebudayaan yang amat kental dan terkadang menjadi impian setiap orang untuk berkunjung kesana. Jepang adalah Negara yang sangat menjunjung tinggi budaya kesopanan. Salah satu budaya yang sangat di junjung tinggi adalah tepat waktu(ontime).

Berbeda halnya dengan Negara kita, masih menganut budaya jam karet. Budaya jam karet  di Indonesia memang bukanlah hal yang baru, bahkan telah mengakar pada masyarakat Indonesia. Kebudayaan ini seyogyanya dihilangkan karena budaya ini tidak akan mengangkat Indonesia untuk maju, hanya akan merosotkan pandangan dunia terhadap keterbelakangan bangsa Indonesia itu sendiri.

Pola relasi negara kita dengan negara luar layak dibenahi. Bangsa kita harus memiliki keberanian yang cukup untuk bisa pula mendesakkan cita-cita negara kita  Bangsa kita harus memiliki nyali yang cukup untuk menolak agenda mereka yang bisa merusak kemerdekaan yang telah susah payah diraih. Hubungan luar negeri tidak hanya di bidang perdagangan tetapi hubungan kebudayaan mesti diperhatiakn juga. Budaya ontime  misalnya , dengan mempelajari Negara lain seperti Jepang tidak akan merugikan diri kita sendiri bahkan akan hanya membantu kita untuk hidup yang lebih produktif.

Mempelajari/ mengdopsi suatu kebudayaan sebenarnya gampang-gampang susah. Karena menurut teori social learning bandura bahwa ”kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, di mana orang belajar melalui observasi atau pengamatan terhadap perilaku orang lain terutama pemimpin atau orang yang dianggap mempunyai nilai lebih dari orang lainnya. Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial adalah modelling (peniruan)”. Jadi kita hanya perlu mengamati dan belajar secara perlahan.

Sebenarnya penyebab jam karet itu sangat mudah diamati, misalnya prokraktinasi(menunda pekerjaan), sebagian besar masih menggap itu budaya, dan selalu memaklumi keadaan. Semua hal itu akan mengurangi budaya jam karet. Sebagai contoh kongkret   mereka menjadi malas datang tepat waktu (datang cepat) karena mereka meyakini bahwa biasanya acara akan jadi molor. Dari jam 9 jadi jam 9.30, dari jam 10 jadi jam 10.45 dan seterusnya.

Teori modeling bandura  mengatakan bahwa ada beberapa tahapan pengadopsian yang berhubungan dengan social learning diantaranya, proses perhatian, proses ditahan, proses reproduksi motorik dan proses penguatan. Selain itu pengadosian terhadap sesuatu sebenarnya dipengaruhi perilaku, kognitif dan lingkungan. Ketiga dari itu saling berhubungan satu sama lain.

Untuk mengadopsi etika ontime yang diterapkan Jepang memang butuh waktu, mulai dari proses melihat, menerapkan secara perlahan dan akhirnya akan sempurna. Karena budaya jam karet merupakan budaya yang kurang baik, jadi sebaiknya kebudayaan tersebut tidak larut-larut dilestarikan oleh banyak orang Indoneisa. Agar kita sebagai orang Indonesia bisa belajar bagaimana cara disiplin waktu caranya adalah dengan cara belajar mengatur waktu yang ada.

Terkadang bila kita perhatikan orang yang sering ngaret secara seksama, pasti kita bisa menyimpulkan bila orang itu tidak menghargai waktu yang dia miliki. Mereka hanya merasa proses yang mereka jalani itu tidaklah terlalu berarti, sehingga membuat waktu mereka yang berharaga itu dibuang sia-sia Kesadaran dari diri sendiri. Apapun yang kita lakukan itu berdasarkan kesadaran dari diri sendiri. Sama halnya juga bila kita ingin kita ingin mengubah apapun kebiasaan buruk kita. Bila buakan dari dirisendiri terlebih dahulu, walaupun dengan cara apapun tidak dapat mengubah kebiasaan buruk kita karena dari sendiri sudah menolak untuk berubah untuk lebih baik. Mari merubah  mind-set yang mengatakan Indonesia jam karet. Kita sama-sama mengganti pepatah “Time Is Money” menjadi ‘Negara Pemburu Dollar” untuk Indonesia.

 

Ditulis oleh ARISANDI Mahasiswa Promosi Kesehtaan dan Ilmu Perilaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun