Mohon tunggu...
Dian
Dian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Passion aku adalah menulis. Dengan menulis aku bisa berkarya, terutama menulis tentang filosofi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebaikan Tanpa Dogma

7 Januari 2023   11:24 Diperbarui: 7 Januari 2023   11:53 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/alam-matahari-terbenam-cinta-wanita-4453156/


Berbuat baiklah agar kita dapat hal yang baik dari maha yang baik.
Aku sudah baik tapi kenapa hidupku tidak baik juga iya ?, malah sangking baiknya aku sering dimanfaatkan dan ditindas.

Kalau sudah baik tapi hidup kita begini -gini saja, mungkin kebaikan itu tidak selalu berbanding lurus dengan  kesuksesan di luar diri kita. Lihat aja banyak di luaran yang kaya tapi tak berakhlak.

Kalau dimanfaatkan itu tanda kita kurang tegas, biasanya sudah tahu dimanfaatkan tapi masih mau aja dimaanfaatkan terus,  kan itu tanda kurang tegas. Tidak apa - apa kehilangan teman, pasangan, pekerjaan tapi yang penting kita tidak tersakiti terus. Kan tujuan hidup kita ingin bahagia, bukan.

Sebenarnya kebaikan yang paling hakiki  adalah kebaikan yang bersumber dari dalam diri kita yang murni. Bukan kebaikan yang berdasarkan dari perintah ayat tertertu atau dogma agama kita. Seperti berbuat baik lah nanti kita akan dapat pahala atau balasan dari tuhan. Memang segala kebaikan apapun bentuknya pasti dapat balasan dari tuhan. Tapi Kebaikan semacam itu biasanya penuh  kepalsuan dan penuh pamrih di dalamnya. Karena terdorong dari faktor luar. Yang ujung - ujungnya jatuhnya iya tidak ikhlas, tidak tulus gitu.

Bedakan kebaikan yang bersumber dari dalam, kebaikan itu penuh welas asih, begitu tulus, begitu murni, dan tanpa motif apapun. Hanya tulus ikhlas membantu dan berbuat baik, tanpa motif apapun. Kebaikan semacam ini hanya bisa dilakukan kalau di dalam diri kita di penuh rasa welas asih, penuh rasa kasih sayang, penuh kedamaian dan penuh ketenangan. Jadi kebaikan yang dilakukan, sebagai wujud manifestasi langsung dari dalam diri kita. Bukan berdasarkan dorongan dari luar.

Untuk bisa tercipta batin yang begitu damai penuh welas asih hanya bisa diakses  dengan praktek kesadaran setiap saat. Dengan praktek kesadaran   maka pikiran dan  perasaan akan mengendap dengan sendirinya. Sehinga kita tidak lagi di kuasai lagi oleh produk - produk pikiran dan perasaan. Saat batin kita begitu jernih, damai dan tenang, disitulah terciptanya rasa welas asih yang begitu dalam.  Dan untuk bisa berkesadaran setiap saat dibutuhkan latihan meditasi secara konsisten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun