Mohon tunggu...
Dian
Dian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Passion aku adalah menulis. Dengan menulis aku bisa berkarya, terutama menulis tentang filosofi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Ini Seperti Chating Iya

6 Januari 2023   11:35 Diperbarui: 6 Januari 2023   11:50 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-pipa-lapangan-skala-7781900/


Sifat dunia ini  seperti orang chating gitu yaitu saling balas membalas atau lebih tepatnya saling timbal balik.  Kalau tidak ada asap iya tidak ada api. Pasti kita sering mendengar ungkapan ini : 

" Kalau kita berbuat baik maka kita akan dapat kebaikan sebaliknya kalau kita berbuat jahat maka akan dapat hal jahat juga ".

Bagi yang saat ini merasa di bawah, mungkin meragukan ungkapan itu. Pasti kita berfikir gini, " aku sudah baik tapi mana balasan kebaikan buat aku. Maaf, Banyak orang berbuat jahat di luaran sana tapi hidupnya kok enak -enak saja tuh ' .

Untuk itu ada ungkapan yang lebih mendamaikan, 

"kalau kita berbuat baik dengan hati yang tulus maka kita dapat hati yang tulus juga, Kalau kita berbuat karena ego atau nafsu maka kita akan dapat ego atau nafsu juga".

Jadi kalau kita berbuat baik dengan hati terutama hati yang tulus maka yang kita dapatkan hati juga. Maksudnya bagaimana ? dapatkan hati di sini adalah kita bisa merasakan sifat dari hati tersebut. Hati itu kan sifatnya penuh welas asih, penuh keberlimpahan, penuh kecukupan,penuh kepuasan, penuh kedamaian, penuh ketenangan dan penuh rasa suka cita. Intinya yang kita dapatkan selalu berhubungan dengan hati.

Bandingkan dengan apa yang kita lakukan dengan penuh ego atau nafsu maka yang kita dapatkan penuh dengan ego atau nafsu juga. Mungkin sebagian dari mereka kaya secara materi tapi miskin hati. Sehingga apa yang mereka peroleh tidak akan pernah cukup untuk kehidupan mereka. Karena sifat dari ego atau nafsu adalah tidak pernah merasa cukup dan puas, rakus, serakah, tamak, ingin menang sendiri, penuh kebencian, kebohongan dll. Jadi yang berbuat berdasarkan egonya pastinya hidupnya  tidak bisa tenang, walo kadang mereka kaya secara materi.

Disini Tuhan disimbolkan dengan Hati kita sendiri.
Dan Iblis disimbolkan dengan  Ego kita sendiri.

Jadi Tuhan dan iblis ada di dalam diri kita sendiri. Kita mau memilih Tuhan atau Iblis ?.  Karena semua bisa kita rasakan di dalam diri kita sendiri. 

Kalau soal mendapatkan materi itu itu relatif atau tidak bisa di ukur. Tapi bagi memilih jalan Tuhan dan bisa merasakan keberadaan Tuhan di dalam dirinya, mau miskin, mau kaya, mau keadaan susah, sempit, dan lapang. Semuanya tidak akan berpengaruh pada  dirinya.  Bandingkan sama orang selalu mengikuti egonya, dikasih kaya sombong dan pamer, dikasih susah sedih, marah, mengumpat dan mengeluh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun