Mohon tunggu...
Oksand
Oksand Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis Storytelling dan Editor

Penulis Storytelling - Fiksi - Nonfiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gratis Ongkir Setiap 17!

18 Desember 2018   21:54 Diperbarui: 18 Desember 2018   22:13 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gratis Ongkir Tiap 17!
==================

Ini bukan hal baru. Tapi sebuah gerakan yang sangat baik, khususnya untuk literasi Indonesia. Karena tujuannya memang itu.

PT Pos Indonesia membuat fasilitas gratis pengiriman buku ke seluruh wilayah Indonesia setiap tanggal 17. Mereka klaim bahwa Indonesia sebenarnya mempunyai budaya baca yang baik. Hanya saja ketersediaan bukunya sulit diakses di daerah terpencil. Data survey Unesco menunjukkan, Indonesia hanya setingkat lebih baik dibandingkan Botswana. Negara di Afrika yang jika ada peta buta, saya sendiri entah di mana harus menunjuknya. Indonesia berada di urutan kedua... dari bawah. Peringkat 60 dari 61. Mengenaskan?

Namun inisiatif ini harus diapresiasi. Dan dimanfaatkan. Ada taman bacaan atau penerima buku terdaftar di PT Pos. Ini untuk mencegah penyelewengan gerakan. Dan ternyata, sangat banyak penerima yang terdaftar. Hampir setiap provinsi ada. Bagus!

Di situ juga ada daftar lengkap, nama, alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi, agar buku dari pendonasi bisa tersalurkan.

Khusus Jawa Barat, gubernur Ridwan Kamil juga sudah mencanangkan Kolecer (kotak literasi cerdas). Semacam perpustakaan mini di titik tertentu. Diawali di Taman Sempur, Bogor. Kamu bisa sumbangkan buku-buku yang sudah tidak dibaca, atau tidak muat lagi di rak buku, atau bahkan buku baru sekadar untuk disumbangkan ke sana.

Ada banyak jalan untuk sumbangkan buku, demi meningkatkan budaya baca negeri ini. Tong kosong nyaring bunyinya. Tong padat mendem suaranya. Supaya padat ilmu, otak harus diberi nutrisi. Bacaan, adalah salah satunya.

Coba ngobrol dengan orang yang banyak baca. Pasti beda. Lebih berwawasan dan terjadi diskusi. Bukan debat kusir.

Kasian pak kusir jadi kena debat. Hanya gara-gara kurang baca.
Oksand -- penulis tengil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun