Mohon tunggu...
Sandrina Raisya AK
Sandrina Raisya AK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Program Contributor at Askara Nusantara by Kitabisa

Saya sangat suka menulis dan membaca. Tertarik mendalami dunia pendidikan, lingkungan, sosial, dan politik, saya selalu berusaha memberikan kontribusi nyata melalui pemikiran dan aksi. Menulis bagi saya adalah cara menyuarakan ide, membangun dialog, dan menanam benih perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menerangi Daerah Terpencil dengan Energi Air: Peran Pemuda & Kisah Inspiratif Tri Mumpuni

21 Januari 2025   14:02 Diperbarui: 21 Januari 2025   14:02 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tri Mumpuni (Sumber: Youtube Voa Indonesia)

"Kalau bisa seribu desa di Indonesia betul - betul dibangun dengan cara yang benar! Hanya satu, kita masih kekurangan manusia yang berkualitas, yang mau tinggal di desa dan membangun desa itu dengan cara yang benar. Itu kuncinya!." -Tri Mumpuni 

Sosok Tri Mumpuni Wiyatno adalah pelopor pemberdaya listrik pada lebih dari 60 lokasi terpecil di Indonesia dan mendapatkan penghargaan Ashden Awards 2012. Beliau pernah menjabat sebagai anggota Komite Inovasi Nasional dan sekarang Badan Riset dan Inovasi Nasional. 

Beliau dikenal sebagai Bu Puni, merupakan seorang peneliti, wirausahawan sosial, filantropis, aktivis sosial, dan penemu tenaga mikrohidro Indonesia yang terlibat dalam proyek pengembangan listrik tenaga air untuk lebih dari setengah juta orang di Indonesia.


Prestasinya yang hebat menghasilkan energi terbaharukan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang telah diakui baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ia juga dikenal sebagai pahlawan listrik di desa terperosok. Tri Mumpuni melihat letak geografis beberapa daerah terpencil yang tak tersentuh listrik secara strategis yaitu adanya sumber mata air yang melimpah dan dapat dimanfaatkan sebagai energi mikro hidro atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Masyarakat juga mendapatkan keuntungan dari energi tersebut. Secara tidak langsung, selain berupaya untuk menerangi daerah terpencil tersebut mereka sudah memberdayakan masyarakat desa.


Kisah sukses dari pemanfaatan energi air untuk masyarakat pedesaan oleh Tri Mumpuni sangat menginspirasi bagi generasi muda untuk berperan aktif dalam pengembangan energi terbarukan. Ia membuktikan bahwa energi air bukan hanya sekadar solusi teknis untuk memenuhi kebutuhan listrik, tetapi juga sebagai alat pemberdayaan masyarakat yang bisa mengubah kehidupan banyak orang. Terutama masyarakat pedesaan dimana mereka dipisahkan dari sumber daya lokal di mana mereka berada. Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu sudah berkontribusi pada beberapa desa sejak tahun 1990 untuk mengembangkan energi mikro hidro yang bertujuan untuk menerangi desa - desa yang terpencil.


Bagaimana Peran Generasi Muda Terhadap Jejak Kesuksesan Beliau?

Indonesia sendiri sudah mempunyai puluhan perguruan tinggi dengan jurusan energi terbarukan yang berfokus pada Energi Baru Terbarukan atau Renewable Energy. Mereka diharapkan memiliki kompetensi untuk melakukan penelitian, perencanaan, pengembangan, integrasi, dan pengelolaan sumber energi terbarukan. Dimana dengan memiliki kompetensi tersebut, lulusan memiliki peluang kerja berupa wirausaha, atau menjadi karyawan di suatu perusahaan pengguna atau pembangkit energi terbarukan. Tidak menutup kemungkinan, dengan bekal pengetahuan yang sudah didapatkan mengenai energi terbarukan.

Para pemuda tersebut dapat mengikuti jejak Tri Mumpuni demi memberantas desa - desa yang tertinggal. Selain mengimplementasikan ilmu yang dimilikinya, para pemuda dapat mempunyai perspektif lebih luas bagaimana nasib kehidupan para masyarakat desa yang mengalami kemiskinan, pendidikan yang belum terpenuhi, juga kualitas pengelolaan pangan yang tidak sebaik di perkotaan, belum juga permasalahan alih fungsi lahan yang harus dihadapi para masyarakat pedesaan.

Dewasa ini, saya sendiri sebagai pemuda generasi Z menyadari bahwa menjadi influencer, content creator, digital marketing, social media management, desainer grafis, ilustrator, musisi, pengembang perangkat lunak, ahli AI, cybersecurity specialist, dan masih banyak pekerjaan yang populer lainnya di kalangan Gen Z lebih menarik dan menjanjikan dibandingkan mengabdi di desa yang terpencil, bekerja di desa dan berusaha memberdayakan masyarakat desa agar berfungsi secara sosial dan memanfaatkan sumber daya alam menjadi energi terbarukan. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah suatu kesimpulan yang saya tulis semata - mata saja. Tentunya masih terdapat para pemuda terutama Gen Z yang peduli terhadap isu - isu lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun