Mohon tunggu...
Sandrina annisya
Sandrina annisya Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa kesehatan

saya suka membaca yang ceritanya membuat saya menarik dan terinsprirasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Realitas Pahit Anak-anak Broken Home yang Kekurangan Kasih Sayang

6 Desember 2023   19:35 Diperbarui: 6 Desember 2023   19:54 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istilah "broken home" digunakan untuk merujuk pada situasi di mana sebuah keluarga mengalami ketidakharmonisan atau terpecah belah. Pecahnya rumah tangga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perceraian, perpisahan, atau kematian salah satu dari pasangan suami-istri. Akibatnya, anggota keluarga, terutama anak-anak, mungkin menghadapi tantangan emosional dan psikologis akibat perubahan signifikan dalam struktur keluarga mereka. Penting untuk diingat bahwa meskipun istilah "rumah yang hancur" sering digunakan untuk menggambarkan situasi seperti ini, itu tidak selalu menunjukkan keadaan atau kesehatan keluarga tersebut. Beberapa keluarga yang mengalami perceraian atau perpisahan dapat menyesuaikan diri dan menjaga anak-anak mereka dengan baik. Individu dalam situasi "rumah yang hancur" dapat membangun kembali kehidupan mereka dengan dukungan emosional, pemahaman, dan bimbingan dari teman, keluarga, dan profesional kesehatan mental.Namun, perlu diingat bahwa pengalaman setiap anak bisa berbeda, dan tidak semua anak yang berasal dari broken home mengalami masalah yang serupa.

Berikut beberapa dampak yang mungkin dialami anak dari broken home :  - Stress emosional

- Kesulitan dalam hubungan,Peforma akademis menurun

- Masalah identitas

- Perilaku menantang

- Ketidakstabilan finansial

- Kesulitan dalam membentuk hubungan romantis.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak dari rumah yang hancur mengalami dampak negatif ini. Banyak faktor lain, seperti dukungan keluarga dan lingkungan sosial, dapat memoderasi dampak tersebut. Untuk membantu anak-anak melalui perubahan ini, Anda dapat memberikan dukungan emosional, memfasilitasi konseling jika diperlukan, dan menciptakan lingkungan yang aman. Dan ada sebuah cerita sedikit yang dimana itu ada seorang anak mengalami broken home yang membuatnya merasakan kehilangan.

Chaca, seorang remaja dari keluarga broken home, merasakan kekosongan kasih sayang di kehidupannya. Tiap malam, ia terbangun oleh suasana hening rumah yang tak lagi dipenuhi tawa bersama kedua orangtuanya. Kekurangan kasih sayang membuat chaca merasa terasing dan mencari pengganti di lingkungan sekolah, mencoba mencari arti kehangatan di tempat lain. Namun, perjalanan pahitnya mengajarkan Chaca bahwa kasih sayang sejati bukan selalu datang dari orangtua biologis.Dan sebuah Realitanya keluarga yang  memang harta dan yang paling berharga. Cinta yang sangat  paling tulus pun datangnya dari keluarga. Tidak ada yang bisa memberikan kasih sayang yang tak terhingga selain orang tua. Besarnya mengalahkan emosi jiwa dan saat itulah cinta sejati sesungguhnya terbentuk. Baginya hadiah terbesar dari Allah yang bermakna adalah sebuah keindahan, kebahagiaan dan keharmonisan sebuah keluarga. Tetapi apa jadinya jika keharmonisan itu tak pernah Ia rasakan. Itulah yang pernah dialami oleh seorang anak perempuan dari keluarga sederhana. Iya, menjadi seorang anak broken home setelah perceraian kedua orang tuanya.

Sampai saat ini, Chaca masih belum dapat menerima perceraian kedua orang tuanya, entah mengapa. Dia masih menangis tentang keadaan anak yang kehilangan rumah, yang sebenarnya dia tidak pernah bayangkan. Dia selalu sujud dan berdoa. Apakah keluarga saya masih memiliki harapan untuk bersatu kembali, ya Tuhan? Jika masih ada, saya memohon Anda untuk menyatukan kembali ayah dan ibu saya agar kami dapat kembali menjadi sebuah keluarga yang kuat dan bahagia seperti dulu. Aku tidak bisa melihat keluarga saya hancur lagi. Dia selalu berdoa kepada Tuhan, "Tolong kasihanilah aku Tuhan, kasihanilah keluargaku. Aku mohon kabulkan doa ku." Meskipun keutuhan keluarganya tidak mungkin terjadi, dia tetap berharap.

Berikut adalah beberapa solusi atau langkah-langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasi dampak dari situasi broken home: Mengatasi situasi broken home memerlukan pendekatan yang kompleks dan melibatkan upaya semua anggota keluarga.Dan sangat memerlukan Konseling keluarga,Dukungan emosional,Pendidikan orang tua,Pendekatan kolobaratif,Perencanaan Pengasuhan bersama,Bantuan Profesional,Konseling Anak,Rencana Pemulihan Bersama. Situasi rumah yang hancur berbeda-beda, dan solusi yang tepat untuk masalah tersebut dapat berbeda-beda. Untuk mencapai perubahan yang menguntungkan, penting untuk mendapatkan dukungan profesional dan berkomunikasi terbuka dengan semua pihak yang terlibat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun