Minggu, 7 Januari 2018 akan menjadi salah satu hari yang tidak akan saya lupakan. Pagelaran Golden Globe ke 75 yang diadakan di The Beverly Hilton di Beverly Hills, California sarat dengan semangat perlawanan pada pelecehan seksual terhadap kaum perempuan dalam industri perfilman. Atas prakarsa mandiri dari sekian banyak artis Hollywood antara lain Reese Witherspoon, Nicole Kidman, America Ferrera dan Emma Watson, kampanye berjudul Time's Up diusung dalam Golden Globe ke 75.
Kampanye ini mengajak para undangan Golden Globe baik laki-laki maupun perempuan untuk menggunakan pakaian berwarna hitam sebagai bentuk solidaritas kepada para korban pelecehan seksual, bahkan beberapa artis menempelkan pin bertuliskan Time's Up pada pakaian mereka untuk meraih sebanyak-banyaknya perhatian akan isu ini.
Hanya ada 3 orang yang tidak mengikuti dress code ini yaitu Ketua Hollywood Foreign Press Association (HFPA) Meher Tatna, yang mengaku tetap mendukung kampanye Time's up tetapi mengenakan gaun berwarna merah sebagai bagian dari kebudayaan India untuk menggunakan pakaian berwarna cerah dalam suatu perayaan, seorang model Jerman Barbara Meier yang juga mengatakan bahwa dia mendukung kampanye tetapi berpendapat bahwa wanita seharusnya bebas menggunakan pakaian apapun tanpa mengundang pelecehan seksual atas dirinya, dan terakhir artis Bianca Blanco yang tidak memberikan komentar apa-apa terkait pemilihan busananya berupa gaun berwarna merah.
Kampanye ini dibangun sebagai tanggapan atas banyaknya artis perempuan yang mengaku mengalami pelecehan seksual dalam perjalanan karir mereka di industri film Hollywood. Berawal dari pengakuan beberapa artis perempuan atas pelecehan seksual yang dilakukan oleh produser dan sutradara kawakan Harvey Weinstein, lama kelamaan makin banyak artis perempuan lain yang ikut mengaku bahwa mereka pun pernah menjadi korban pelecehan seksual tidak hanya oleh Harvey Weinstein tetapi juga oleh beberapa aktor pria, seperti Kevin Spacey, Ben Affleck, dll.Â
Artis-artis perempuan yang menjadi korban ini bukanlah artis kelas ecek-ecek, mereka adalah artis papan atas seperti Cara Delevigne, Kate Beckinsale, Angelina Jolie, Asia Argento, Heather Graham, Gwyneth Paltrow, dan masih panjang daftarnya. Selama ini mereka menutup rapat tindak pelecehan seksual yang pernah mereka alami karena berbagai alasan, dan mereka tetap menyembunyikannya bahkan ketika mereka sudah terkenal.
Baru setelah merebaknya skandal Harvey Weinstein, mereka berani bersuara. Tagar #metoo menjadi trending selama beberapa waktu bahkan masih menjadi isu panas sampai detik ini, menunjukkan betapa banyaknya perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual paling tidak sekali dalam hidupnya.
Dalam ajang penghargaan Golden Globe ke 75 tersebut, idola saya, Oprah Winfrey, mendapat penghargaan Cecil B. DeMille. Penghargaan Cecil B. DeMille adalah penghargaan kehormatan yang dianugerahkan oleh HFPA kepada pihak yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa pada dunia hiburan. Oprah menjadi wanita kulit hitam pertama yang menerima penghargaan ini.
Pidato penghargaan Cecil B. DeMille ini beberapa kali dimanfaatkan oleh pemenang untuk menyuarakan isu yang menjadi keprihatinan mereka. Pemenang tahun lalu, Meryl Streep, memanfaatkan momen pidatonya untuk mengkritik perilaku Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai kasar dan tidak layak menjadi teladan.
Tahun ini, Oprah Winfrey memanfaatkan momen pidatonya untuk menyuarakan semangat kampanye Time's Up. Oprah sendiri merupakan korban pelecehan seksual pada saat usianya masih 9 tahun oleh salah satu anggota keluarganya, dia hamil di usia 14 tahun dan kehilangan anaknya.
Oprah memulai pidatonya dengan menceritakan pengalaman masa kecilnya ketika ia menonton Golden Globe ke 36. Pemenang Aktor Terbaik saat itu adalah Sidney Poitier, yang kemudian menjadi idola Oprah sampai saat ini. Oprah menceritakan betapa dia sebagai seorang anak perempuan dari keluarga miskin begitu terkesan atas kemenangan seorang kulit hitam dan bagaimana dia meyakini bahwa kebaikan akan datang bagi masa depannya sendiri. Oprah mengutip kata-kata Sidney Poitier "Amen, amen. Amen, amen." Sidney Poitier kemudian menerima penghargaan Cecil B. DeMille pada tahun 1982.
Oprah mengungkapkan keprihatinannya tentang pelecehan seksual yang dialami oleh perempuan tanpa pandang suku, agama, tempat tinggal, profesi dan lain-lain, bahwa perjuangan atas kesetaraan perempuan sudah disuarakan sejak lama, sejak zaman Recy Taylor dan Rosa Parks pada tahun 1950-an dan semua pihak, laki-laki dan perempuan harus bahu-membahu membangun masa depan yang lebih baik. Waktunya sudah habis bagi era di mana perempuan terus tutup mulut dan membiarkan dominasi pria melumpuhkan perempuan.