Oprah menutup pidatonya dengan memberikan semangat kepada semua anak perempuan yang menonton dirinya saat itu untuk meraih masa depan penuh harapan, berharap dirinya bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak perempuan, seperti dia terinspirasi oleh Sidney Poitier dahulu.
Saya begitu terkesan dengan pesan keteladanan yang diangkat oleh Oprah Winfrey. Oprah memilih figur Sidney Poitier sebagai idola dan teladannya, Sidney Poitier telah memberikan semangat dan dukungan bagi Oprah bahkan di masa-masa sulitnya untuk terus berjuang dan tidak hilang kepercayaan bahwa dia bisa sukses suatu hari nanti. Oprah sendiri telah menjadi teladan dan idola bagi begitu banyak orang, termasuk saya.
Siapa yang sangka, momen menonton televisi bagi seorang anak kecil, bisa membawa dampak yang begitu besar dalam hidupnya. Bagaimana jadinya bila saat kecil Oprah tidak pernah melihat Sidney Poitier? Bagaimana jadinya bila Oprah lebih suka melihat infotainment, sinetron tidak bermutu, variety show tidak lucu seperti anak-anak di Indonesia saat ini? Akankah kita bisa memiliki seorang Oprah Winfrey bila demikian keadaannya?
Saya jadi merasa berhak untuk pesimis bahwa tidak akan ada generasi muda Indonesia yang suatu hari nanti bisa memiliki prestasi sekelas Oprah Winfrey bila tontonan di televisi dan media lainnya termasuk media sosial masih penuh dengan hoax, prahara rumah tangga orang, kisah cinta settingan, pidato-pidato provokasi, pornografi dan sejuta hal negatif lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H