Bagaimana dengan Indonesia?
Naiknya harga minyak dunia juga memengaruhi harga BBM dalam negeri. Untuk menjaga harga BBM dan LPG tetap stabil pemerintah Indonesia memiliki instrumen pengendalian harga BBM dan LPG melalui kompensasi dan subsidi. Disisi lain, meskipun harga BBM dan LPG bisa dikendalikan melalui subsidi dan kompensasi, hal ini akan menambah beban anggaran negara. Sebab biaya untuk subsidi dan kompensasi semakin bertambah mahal.
Selain itu Pertamina selaku BUMN penyedia bahan bakar minyak dan gas nasional harus menanggung kerugian. Hal ini dikarenakan selisih harga jual eceran (HJE) dengan harga normal produk non PSO seperti pertamax 92 mencapai Rp5.450/liter. Selain itu perbedaaan harga antara produk BBM subsidi dengan non subsidi akan memicu perpindahan konsumen dari produk non subsidi ke produk subsidi, yang kemudian akan memicu over kuota BBM subsidi.
Lalu naiknya harga BBM juga akan memicu naiknya biaya produksi barang industri dan harga komoditas pangan. Sebab harga bahan bakar yang naik juga akan membuat biaya distribusi barang dan komoditas mengalami penyesuaian harga. Hal ini kemudian akann menambah beban masyrajat terlebih masyrakat yang berpenghasilan rendah.
Langkah  pemerintah Indonesia Menghadapi Krisis Energi
Untuk mengatasi  krisis energi terutama meningkatya harga  bahan bakar minyak. Dalam hal ini  pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menyipakan strategi jangka pendek dan jangka panjang agar kenaikan harga bahan bakar tidak berimbas pada perekonomian. Pertama, pada strategi jangka pendek pemerintah akan menjaga ketersedian pasokan  bahan bakar minyak terutama mendekati ramadan dan hari raya idul fitri, serta meingkatkan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM.
Kemudian, pemerintah akan bekerja sama dengan pertamina untuk memaksimalkan fungsi SPBU dan menyesuaikan harga bahan bakar minyak sesuai tingkat keekonomian menengah ke atas.
Adapun strategi jangka menengah dan panjang yaitu memaksimalkan produksi/ aset eksisting dan mempercepat transformasi contingent resources menjadi produksi, memepercepat pelaksanaan proyek enhaced oil recovery, melakukan eskplorasi agresif untuk menemukan sumber daya energi baru  dan melakukan kerja sama dengan perusahaan swaasta.
Pemerintah juga mendorong penggunaan energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar minyak  seperti mendorong penggunaan transportasi energi listrik dll.Â
Referensi
Tallatov Abra. Antisipasi dampak Krisis energi. https://www.cnbcindonesia.com/opini/20220715172058-14-356068/antisipasi-dampak-krisis-energi