Mohon tunggu...
Sandira Sandi
Sandira Sandi Mohon Tunggu... -

Stay In Your Mind

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebohongan-Kebohongan SBY

26 November 2013   15:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:39 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1385454026350271157

[caption id="attachment_304552" align="alignnone" width="620" caption="Sumber : stevanuschristianhandoko.blogspot.com "][/caption]

Akan sangat menarik bila melihat seorang kepala negara melakukan pembohongan publik demi untuk menyelamatkan citra pemerintah dan partainya, hal ini dilakukan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono(SBY) selama hampir 10 tahun menjadi kepala negara.

Kebohongan-kebohongan ini terdokumentasi dengan baik dalam buku Presiden Offside, Kita Diam atau Memakzulkan yang ditulis oleh Mantan aktivis Mahasiswa era reformasi Desmond J. Mahesa.

Berikut Kebohongan-kebohongan Presiden SBY yang disebutkan Desmond dalam bukunya ;

1. Jumlah Penduduk Miskin Berkurang.

Pemerintah mengklaim penduduk miskin berkurang, tinggal 31,02 juta jiwa. padahal dari jumlah penerima beras raskin tahun 2010 ada 70 juta jiwa, dan penerima layanan Jamkesmas mencapai 76,4 juta jiwa.

2. Swasembada Pangan

Presiden pernah mencanangkan 100 hari untuk swasembada pangan, namun yang terjadi adalah kesulitan ekonomi dan pangan secara masif.

3. Ketahanan Pangan

Presiden SBY mendorong terobosan ketahanan pangan dan energi berupa pengembangan varietas Supertoy HL-2 dan program blue energy. program ini dapat dikatakan gagal total.

4. Foto Diri Jadi Sasaran Tembak.

Presiden SBY mengaku mendapatkan data intellijen bahwa foto dirinya menjadi sasaran tembok teroris, padahal ternyata foto tersebut merupakan foto lama yang pernah diperlihatkan dalam rapat dengan Komisi I DPR pada tahun 2004

5. Penuntasan Kasus Munir

Presiden SBY berjanji menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir sebagai a test of our history. hingga kini kasus ini tidak tuntas.

6. Anggara APBN 20 Persen untuk Pendidikan

UU Sistem Pendidikan Nasional menuliskan anggaran anggaran pendidikan harus mencapai 20% dari alokasi APBN di luar gaji guru dan dosen. padahal hingga kini anggaran gaji guru dan dosen masih termasuk dalam alokaso APBN 20%

7. Penyelesaian Kasus Lumpur Lapindo

Presiden SBY menjanjikan penuntasan kasus lumpur lapindo pada saat debat kandidat 2009. hingga kini kasus ini tidak menemukan titik temu.

8. Penyelamatan Laut

Presiden SBY meminta semua negara menyelamatkan laut, namun disisi lain Presiden SBY melakukan pembiaran pembungan 1.200 ton limbah PT. Newmont ke laut Senunu NTB, dan 200 ribu ton limbah PT Freeport ke sungai Papua.

9. Renegoisasi Kontrak Freport.

Tim audit pemerintah terhadap PT Freeport mengusulkan renegoisasi, Upaya renegoisasi ini tidak ditindaklanjuti pemerintah hingga kini.

10. Pemberantasan Korupsi

SBY berkali-kali berjaji menjadi pemimpin pemberantasan Korupsi. faktanya, riset ICW menunjukkan bahwa dukungan pemberantasan korupsi oleh Presiden dalam kurun September 2009 hingga September 2010 hanya 24 persen.

Kebohongan-kebohongan yang dituliskan Desmond di atas menjadi sebuah fakta bahwa negara ini sedang tidak berada di tangan yang tepat, sehingga kita menjadi sebuah negara yang berjalan mundur.

Sebagai sebuah bangsa yang merdeka, ekonomi kita terus berada di bawah tekanan krisis global. ketersediaan sumber daya alam melimpah berbanding terbalik dengan tingkat ketergantungan akan Impor

Naasnya lagi, Partai Demokrat yang dulunya memakai jargon kampanye 'Tidak Pada Korupsi' malah menjadi sarang praktik korupsi. bintang iklan tersebut yang juga merupakan petinggi partai Demokrat seperti Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh. Andi Malarangeng menjadi pesakitan dalam kasus Korupsi. dan terakhir tentu Korupsi kelas kakap Bendaraha Partai Demokrat Nazaruddin yang mengakibat kerugian negara hingga ratusan milyar rupiah.

Kebohongan-kebohongan SBY selaku kepala negara dan kebohongan-kebohongan SBY selaku ketua Partai menjadi kesimpulan atas kekeliruan kita memilih pemimpin. sehingga mengakibatkan hancurnya tatanan bernegara. hukum kian rapuh, ekonomi morat marit. menteri-menteri sibuk pencitraan untuk menjadi presiden. semuanya kian melengkapi kegagalan SBY hampir 10 tahun memimpin bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun