Mohon tunggu...
sandi praspa
sandi praspa Mohon Tunggu... Konsultan - pengagas industri agro terpadu - Industri 5F

Sandi Praspa adalah sosok yang membuktikan bahwa teknologi informasi dan energi terbarukan bisa berjalan seiring, menciptakan harmoni antara inovasi dan keberlanjutan. Dengan pengalaman hampr Tiga dekade sebagai Manajer IT dan pemimpin proyek, ia tak sekadar bergerak di jalur profesional, tetapi juga menciptakan jejak dibidang energi terbarukan. Sebagai Certified Skilled Construction Worker dalam bidang teknik mesin (Middle expert in Mechanicalengineering) dari PETAKINDO, Sandi telah terlibat dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis gasifikasi biomassa yang dihybrid dengan tenaga surya dan sistem penyimpanan baterai.Pendidikan menjadi pijakan kokoh bagi Sandi. Ia adalah lulusan TeknikMesin dari UPN Veteran Jakarta dan kini tengah menempuh gelar Master dalam Teknik Energi Terbarukan di Universitas Dharma Persada. Dalam perjalanan kariernya, ia menggabungkan kecanggihan manajemen IT, pengelolaan proyek, dan analisis berbasis data untukmendukung proyek-proyek energi terbarukan yang menjanjikan.Pemikirannya yang strategis diterjemahkan ke dalam buku "Industri Sagu Terpadu 5F: Food, Feed, Fiber, Fertilizer, and Fuel," yang menjadi salah satu kontribusi besarnya dalam menciptakan solusi berbasis bioenergi.Sandi juga memelopori konsep Industri5F, sebuah inisiatif untuk mendorong pertanian berkelanjutan sekaligus memanfaatkan potensi energi terbarukan. Melalui pendekatan yang mencakup makanan,pakan, serat, pupuk, dan bahan bakar, ia menawarkan solusi yang inovatif dan menyeluruh untuk kebutuhan energi masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sagu5F : Meningkatkan Potensi Sagu untuk kelestarian dan keberlanjutan

22 Januari 2025   14:26 Diperbarui: 22 Januari 2025   14:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Industri5F - www.industri5F.web.id

Sagu5F adalah inisiatif yang berfokus pada pemanfaatan tanaman sagu (Metroxylon sagu) untuk mendukung keberlanjutan dalam lima sektor utama dari Industri 5F, yaitu Food (Pangan), Feed (Pakan), Fiber (Serat), Fertilizer (Pupuk), dan Fuel (Bahan Bakar). Inisiatif ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sagu dalam mengatasi tantangan global seperti krisis pangan, ketergantungan energi, perubahan iklim, dan keberlanjutan industri.

Ide Dasar Industri 5F

Industri 5F adalah konsep yang mengintegrasikan lima sektor utama yang dapat dipenuhi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dalam hal ini, tanaman sagu dianggap sebagai solusi potensial yang dapat mendukung ketahanan pangan, ketahanan pakan,ketahanan sumber papan, ketahanan pupuk ,ketahanan energi, dan pengembangan industri ramah lingkungan.

Pemanfaatan tanaman Sagu dalam Lima Sektor Utama Industri 5F

  • Food (Pangan): Sagu telah lama menjadi sumber karbohidrat utama di wilayah Indonesia Timur, terutama di Papua dan Maluku. Saat ini, sagu mulai diperkenalkan sebagai alternatif pangan untuk mendukung ketahanan pangan global, mengingat ketergantungan dunia terhadap produk pangan impor yang semakin meningkat. Sagu5F berupaya memperkenalkan sagu sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan gandum impor dengan menggali potensi lebih besar dari sagu sebagai bahan pokok yang mudah diproduksi dan memiliki manfaat kesehatan yang sudah terbukti.
  • Feed (Pakan): Limbah sagu, seperti ampas dan kulit batang, memiliki kandungan serat dan karbohidrat yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Menggunakan limbah sagu untuk pakan ternak akan mengurangi ketergantungan pada pakan impor yang mahal, serta memberi manfaat ekonomi bagi peternak lokal. Sagu5F mendukung penggunaan ampas sagu yang ramah lingkungan sebagai solusi pakan berkelanjutan, yang dapat mengurangi biaya operasional peternakan dan meningkatkan ketahanan pangan lokal.
  • Fiber (Serat): Batang sagu mengandung serat yang kuat dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri ramah lingkungan. Sagu5F mengembangkan serat batang sagu untuk produksi kemasan biodegradable, yang akan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Serat sagu juga dapat digunakan dalam produksi bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan, seperti bahan isolasi, papan, dan produk komposit lainnya. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada material sintetis dan memperkenalkan solusi yang lebih berkelanjutan.
  • Fertilizer (Pupuk): Limbah sagu yang diolah menjadi biochar memberikan manfaat penting dalam pertanian. Biochar yang dihasilkan dari sagu memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur tanah, menyimpan karbon, dan meningkatkan kesuburan tanah, yang mendukung pertanian berkelanjutan. Dengan menggunakan biochar dari limbah sagu, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan, meningkatkan hasil pertanian, dan memperbaiki kondisi tanah di daerah yang terdegradasi.
  • Fuel (Bahan Bakar): Limbah dari sagu, seperti kulit batang dan ampas, memiliki potensi besar untuk diolah menjadi bahan bakar terbarukan, seperti bioethanol, biopellet, dan syngas. Teknologi biomassa ini tidak hanya dapat mendukung ketahanan energi lokal, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, karena biomassa terbarukan ini dapat menggantikan bahan bakar fosil yang lebih berpolusi. Pemanfaatan biomassa sagu untuk pembangkit listrik juga dapat mendukung kawasan yang belum terjangkau oleh jaringan listrik konvensional.

Sagu sebagai Pilar Ketahanan Pangan, Pakan, Papan, Pupuk, dan Energi

Sagu memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam kelima sektor penting ini yakni pangan, pakan, papan, pupuk, dan energi di Indonesia. Dengan teknologi yang tepat dan pemanfaatan yang optimal, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada produk produk 5 F impor tersebut  dan menciptakan industri yang lebih berkelanjutan.

Potensi Sagu di Indonesia

Indonesia adalah negara penghasil sagu terbesar di dunia, dengan luas lahan sagu sekitar 6,5 juta hektar(sumber kementan). Provinsi seperti Papua, Riau, Sulawesi, dan Kalimantan memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi sagu. Papua menyumbang hampir 85% dari total lahan sagu di Indonesia. Jika lahan sagu dikelola dengan baik dan teknologi pertanian yang efisien diterapkan, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam produksi sagu, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar global. saat ini sagu hanya dimanfaatkan sebagai bagian dari produk pangan , sangat disayangkan apabila limbah sagu ataupun bagian-bagian sagu lainnya yang belum diproses tidak dimanfaatkan dengan baik, cenderung malah dijadikan limbah dan terbuang percuma, saatnya sagu dimanfaatkan secara menyeluruh agar potensi pendapatan bsa dinaaikan selaras kenaikan produksi produk produk 5f lainnya.

Masa Depan Sagu dalam Industri 5F

Semoga dengan melakukan penerapan industri terpadu dan terintegrasi 5F maka diharapkan para investor maupun pengusaha akan mendapatkan pendapatan yang berlipat dikarenakan memproduksi 5 produk secara terintegrasi, sejalan itu kebutuhan energi bisa langsung dipenuhi sendiri secara mandiri oleh pembangkit listrik biomassa dan boiler biomassa yang bahan bakunya sudah melimpah tersedia  selain memproduksi produk bioenergi.  

Sagu5F menerapkan juga beberapa bonus tambahan selain berfokus pada pemanfaatan potensi sagu untuk mendukung lima sektor utama: pangan, energi terbarukan, industri ramah lingkungan, dan pertanian berkelanjutan,  ternyata perkebunan sagu dan sistem yang berjalan diIndustrinya juga mempunyai plus benefit sebagai penghasil kredit karbon yang sedang trending di dunia, pemanfaatan zero waste /limbah nol juga memicu penerapan ekonomi sirkular , sehingga membantu pemerintah untuk mencapai target nol emisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun