Stunting merupakan program unggulan Gubernur Jawa Barat dalam mendukung program nasional untuk menurunkan prevalensi stunting dengan target capaian 14% pada akhir tahun 2024. Zero New Stunting sendiri memiliki arti tidak ada penambahan angka stunting baru. Untuk mewujudkan Jawa Barat Zero New Stunting, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan berbagai Upaya Kolaboratif. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Jabar Zero NewLPPM UPI melalui Program MBKM UPI Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan (P2MB) ini, UPI melibatkan 426 orang yang terbagi dalam beberapa kelompok dan tersebar di lima daerah yaitu kota Bandung, kabupaten Sumedang, kabupaten Bandung, kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi. Melalui program ini, Pemerintah Provinsi Jawa barat berharap UPI dapat berkontribusi membantu Pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya dalam mendukung program "Jabar Zero New Stunting" Dari beberapa kelompok yang ditugaskan langsung oleh LPPM untuk mengatasi stunting, salah satunya adalah Kelompok 3 yang bertugas di Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Kelompok ini terdiri dari 8 Mahasiswa, yaitu Sandi Mubarok, Muhammad Rifqi Rahmandika Hilmi, Muhammad Dhia Nurdika, Fadia Nur Azizah, Dania Husna Fadilah, Putri Syaumi Fadillah, Fitriyani Adila.
Di kelurahan Cigondewah Kaler, Angka Stunting dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Menurut Kesos Kelurahan Cigondewah Kaler Bapak Margana, dikelurahan Cigondewah Kaler itu menjadi satu satunya Kelurahan tertinggi angka stuntingnya di kota Bandung dengan mencapai 231 kasus. Kenaikan ini dipengaruhi dengan kesadaran orang tua yang masih minim tentang pentingnya menjaga gizi serta pola makan anak. Selain itu juga dipengaruhi oleh banyak nya ibu-ibu kader salah dalam mengukur penimbangan berat badan, tinggi badan yang tidak sesuai dengan SOP Dinkes. Juga dipengaruhi dengan sanitasi dirumah warga setempat, dengan banyak nya air yang tidak layak, tidak adanya septi tank disetiap rumah, tentu ini menjadi perhatian khusus bagi Aparat Kelurahan Cigondewah Kaler. Oleh karena itu, kelompok 3 yang bertugas dikelurahan Cigondewah Kaler bersama pihak Kelurahan Cigondewah Kaler serta Puskemas Cigondewah bekerja sama dalam upaya mencegah terjadinya kasus stunting baru.
Kami berkolaborasi dengan pihak Kelurahan yang juga sudah menjalankan program ini dari awal telah berhasil menjalankan program dengan sangat baik. Â Kami berharap dapat memberikan dampak langsung pada kesehatan balita serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya dalam mencegah stunting didalam pertumbuhan anak. Program tersebut meliputi pendampingan posyandu rutin disetiap RW. Kebetulan di Kelurahan Cigondewah Kaler Itu Posyandu terbanyak di kota Bandung, Terdapat 21 Posyandu dari 14 RW dan 47 RT. Pemberian Makanan Tambahan bagi balita yang terindikasi stunting, pemberian makanan tambahan bagi ibu-ibu hamil yang bernama TANGINAS (Tanggap Stunting Pangan Aman dan Sehat). Kami juga membantu pihak Kelurahan Cigondewah Kaler dalam Penyelenggaraan Lomba yaitu dengan mengadakan lomba Inovasi PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berkolaborasi dengan Kelurahan dan Puskesmas Cigondewah Kaler. Pesertanya yaitu ibu-ibu kader seluruh posyandu yang ada di Kelurahan Cigondewah Kaler. Dengan adanya kegiatan tersebut, kami berharap dapat berkontribusi nyata dalam penurunan angka stunting di Kelurahan Cigondewah Kaler.
Selain program itu, kami juga membantu puskesmas menjalankan program pemberian obat cacing disetiap sekolah yang ada di Kelurahan Cigondewah Kaler, diharapkan dengan anak-anak sekolah mengkonsumsi obat cacing dapat mencegah terjadinya stunting baru.
Alhamdulillah dengan semua program yang kami jalankan bekerja sama dengan Kelurahan Cigondewah Kaler dan Puskesmas Cigondewah, Kami berhasil menurunkan jumlah anak-anak stunting dari yang sebelumnya 231 menjadi 111. Tentu dibalik keberhasilan menjalankan program-program tersebut, kami tidak terlepas dari kendala. Menurut Sandi Mubarok selaku Ketua Kelompok "Mungkin yang menjadi kendala utama yang dihadapi kelompok kami adalah tidak adanya mahasiswa dari kelompok kami yang berasal dari Program Studi yang berkaitan langsung dengan Stunting, Seperti Program Studi Gizi salah satunya, Bahkan saya sendiri berasal dari Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, yang sebenarnya tidak selinear dengan apa yang terjadi dilapangan. Sementara teman-teman lain nya berasal dari Program Studi Manajemen Industri Katering". Namun, hal itu tidak menjadi kendala atau alasan yang berarti bagi kami untuk tidak menjalankan tugas kami dalam mewujudkan "Jabar Zero New Stunting". Untuk mengatasi kendala tersebut kami juga dibantu dengan berbagai pihak terkait, seperti Puskesmas, BKKBN Kelurahan Cigondewah Kaler, serta perangkat Kelurahan yang bersangkutan.
Dari beberapa program yang kami laksanakan di Kelurahan Cigondewah Kaler, kami berharap dapat memberikan dampak nyata, dampak jangka panjang dalam menurunkan angka Stunting didaerah tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat peran masyarakat dalam menjaga kesehatan keluarga, dengan melibatkan mereka dalam setiap tahap pelaksanaan program. Dengan sinergi yang kuat antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, upaya menanggulangi Stunting di Kelurahan Cigondewah Kaler menjadi contoh baik bagi daerah lainnya di Indonesia.