Film berjudul Wedding Agreement merupakan film yang diadaptasi dari novel karya Mia Chuz dengan judul yang sama. Sebagai seorang penulis, Mia Chuz menggunakan tulisan sebagai media untuk meceritakan fenomena yang sudah lumrah di masyarakat, yaitu menikah karena dijodohkan. Hal ini dituangkan dalam novel berjudul Wedding Agreement yang kemudian diangkat menjadi sebuah film layar lebar.
Wedding Agreement menceritakan tentang pernikahan antara Tari dan Bian yang menikah karena dijodohkan. Bian menikahi tari dengan terpaksa karena ia ingin membahagiakan ibunya yang sedang sakit sedangkan Tari tulus menikah dengannya. Hari pertama mereka tinggal serumah, Bian memberikan sehelai kertas perjanjian pernikahan kepada Tari, bahwa dalam waktu setahun mereka akan berpisah.
Bian juga mengatakan ia dan Tari harus pisah ranjang dan meminta Tari untuk tidak melakukan pekerjaan seorang istri. Karena film ini mengusung tema agama Islam, dalam Islam menikah kontrak hukumnya haram, karena pernikahan itu untuk selamanya, bukan untuk jangka waktu sementara. Tentunya Tari sangat keberatan akan hal itu. Sebab ia tahu bahwa pernikahan bukanlah hal yang bisa dipermainkan.
Selain itu, Bian juga menjalin hubungan dengan wanita lain, yaitu Sarah. Tentu perbuatan ini menyakiti hati Tari sebagai seorang istri. Mia Chuz membuat penonton film Wedding Agreement geram dengan kehadiran Sarah sebagai selingkuhan Bian. Walaupun Bian sudah beristri, Bian dan Sarah tetap menjalin hubungan dengan alasan bahwa Bian menikahi perempuan yang tidak dicintainya, sedangkan Sarah adalah perempuan idaman Bian.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, lambat laun Bian jatuh hati kepada Tari. Ia tidak bisa memungkiri bahwa Tari adalah perempuan yang baik. Tari tetap berusaha untuk berbakti kepada Bian walaupun Bian telah menyakiti hati Tari bertubi-tubi.
Kisah yang diceritakan Mia Chuz dalam film ini berbeda dengan kisah percintaan pada umumnya yang hanya menonjolkan kisah asmara saja. Wedding Agreement tidak hanya menceritakan tentang kisah percintaan dua insan saja, tapi juga tentang bagaimana seorang istri berbakti pada suami serta mengandung nilai-nilai agama yang sangat berarti.
Mia Chuz selaku penulis Wedding Agreement berusaha mengajak penontonnya untuk sekuat Tari. Dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya, ia tetap bersabar dan terus berbakti kepada suaminya. Namun bagi penonton yang sudah membaca novelnya, pasti tahu bahwa terdapat beberapa adegan yang ada dalam novel, tapi tidak ditampilkan pada filmnya.
Film Wedding Agreement ini sangat direkomendasikan untuk ditonton dan sangat layak untuk diapresiasi. Kisah kontrak pernikahan yang sudah sepatutnya tidak dilakukan patut dijadikan bahan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H