Menanggapi isu yang beredar baru-baru ini, terkait ‘Toko Buku Gunung Agung’ diseluruh cabang yang ada di Indonesia, mengalami kebangkrutan yang disebabkan akibat pandemi ‘Covid 19’ yang melanda indonesia beberapa tahun yang lalu sehingga menjadi headline di media masa.
Toko Buku Gunung Agung merupakan toko buku legendaris yang ada di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1953. Sunguh disayangkan jika Toko Gunung Agung harus ditutup.Â
Menurut pengamat saya, bahwa selain akibat terganggunya perekonomian pada masa covid-19 yang melanda Indonesia, ini juga bertanda bahwa peminat dan pembaca buku untuk generasi pada masa sekarang juga terjadi penurunan.
Dikutip dari CNBC Indonesia. Bahwa, tingkat literasi di Indonesia hanya berkisar 62% merupakan paling rendah jika dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Jadi, yang rata-rata memiliki tingkat literasinya mencapai 70%. Hal ini menunjukkan bahwa, daya baca masyarakat kita terjadi penurunan.Â
Tidak hanya itu, dikalangan dunia pendidikan seperti sekolah juga menunjukan bahwa hasil literasi di daerah-daerah tertentu belum mencapai 50%.
Lalu apa yang menjadikan faktor penyebab minat baca dari berbagai kalangan di Indonesia terjadi penurunan?Â
Berdasrkan literatur yang kami baca, bahwa teknologi merupakan salah satu penyebab minat baca di Indonesia menjadi menurun. Tentu, kita semua tidak ingin hal ini terjadi seperti apa yang telah di alami oleh Toko Buku Gunung Agung saat ini.
Kita ketahui bahwa, pada zaman sekarang memang kita tidak bisa terlepas dari yang namanya teknologi.Â
Akan tetapi, jika digunakan sebagai alat tepat guna maka kita akan mendapat banyak ilmu dari teknologi itu sendiri. Sama-sama kita lihat anak-anak sekarang cenderung melihat dan mendengarkan akan tetapi engan untuk membaca.