Mohon tunggu...
sandibadi
sandibadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pluralisme dan Bagaimana Pluralisme di Makassar ?

28 Mei 2016   23:25 Diperbarui: 28 Mei 2016   23:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah mendengar kata pluralisme ? … mungkin pernah tapi kayaknya lupa . hehe itulah yang terjadi pada diri saya yang sangat gampang lupa bila berbicara tentang pelajaran. Tetapi saya akan berusaha untuk memperbaiki kelemahan saya ini. Karena sesuatu itu akan terasa sulit bila kita tidak meluangkan waktu yang cukup untuk berusaha .

Oke baikk… sesuai judul, kali ini kita akan membahas tentang pluralisme. Pluralisme berarti beragam atau bermacam-macam paham. Dalam suatu kelompok atau daerah terdapat beragam plural mereka hidup bersama tanpa menghasilkan suatu konflik. Dari berbagai macam paham ini (pluralisme) dapat mendorong kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Tetapi ada yang kontra dengan adanya pluralisme mereka menganggap bahwa pluralisme dapat membuat manusia berseteru dan bermusuhan tetapi bagi saya orang-orang yang berpendapat demikian tidak memiliki nilai ideologi pancasila.

Adanya hubungan perdagangan yang datang ke Indonesia menyebabkan pluralisme di Indonesia semakin berkembang. Pedagang dari berbagai daerah tidak hanya membawa barang dagangan mereka tetapi mereka juga membawa kebudayaan,politik dan memperkenalkan agama. Bukti dasar adanya pluralisme di Indonesia yaitu adanya bunyi adzan dari masjid dan adanya bunyi lonceng dari Gereja .

Namun bagaimnakah yang terjadi di daerah sulewesi selatan khususnya Makassar ?

Sebagai pusat perdagangan yang ada di pulau Sulawesi, Makassar terbuka bagi kapal-kapal apa saja yang datang berlabuh untuk membawah barang dagangannya. Seperti pendapat sultan Alauddin Tuhan menciptakan darat dan laut daratannya di bagikan di antara manusia dan laut di berikannya kepada semua orang.  Dan pada saat ini pluralisme masih sangat terlihat di masyarakat dan akan semakin berkembang sampai selamanya. Bagi saya media lah yang menjadi faktor terkuat berkembangnya pluralisme .

 Terimah kasih semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun