Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stroke Usia Muda Meningkat, Gaya Hidup Tidak Sehat

14 September 2011   01:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selama ini stroke sering diidentikkan dengan penyakit orang tua, tetapi saat ini ternyata seperempat dari semua stroke terjadi pada orang usia kerja, dan sekitar 400 anak mengalami stroke setiap tahun di Inggris. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terbesar untuk stroke, bersama dengan faktor lain seperti obesitas, diet diabetes, miskin dan merokok. Fenomena ini harus disadari bahwa saat ini ternyata stroke dapat mempengaruhi orang-orang muda, dan semua orang, terlepas dari usia. Karena itu perlu kesadaran untuk memeriksa tekanan darah dan menjalankan gaya hidup sehat.Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menungkapkan stroke banyak ditemukan di kalangan remaja dan orang muda dewasa. Laporan ini diterbitkan dalam Annals of Neurology, edisi 1 September 2011. Data di AS menunjukkan, jumlah pasien berusia 15-44 tahun yang menjalani perawatan dirumah sakit khusus stroke melonjak lebih dari sepertiga antara tahun 1995 dan 2008. Peningkatan ini diduga karena meningkatnya sebagian jumlah orang muda yang memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 - penyakit yang sebenarnya berhubungan dengan orang dewasa yang lebih tua. Prevalensi faktor risiko untuk stroke tampaknya akan meningkat pada populasi yang lebih muda, salah satunya juga disebabkan perkembangan epidemi obesitas.Beberapa data penelitian menunjukkan tingkat stroke iskemik meningkat sebesar 31% dalam usai lima sampai 14 tahun.Ada peningkatan sebesar 30% untuk orang berusia 15 sampai 34 dan 37% pada pasien antara usia 35 dan 44. Dalam semua kelompok umur peningkatan lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita. Angka untuk stroke hemoragik menunjukkan penurunan, kecuali kelompok usia lima sampai 14 tahun. Lebih separuh dari usia 35-44 tahun mengalami stroke iskemik juga memilik hipertensi.StrokeMenurut American Heart Association, stroke adalah penyebab utama kematian ketiga di AS. Delapan puluh tujuh persen dari pasien stroke mengalami stroke iskemik, di mana terdapat gumpalan atau plak sehingga menyumbat aliran darah ke otak.Stroke (stroke, cerebrovascular accident, CVA) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.Gejala awal stroke seringkali ditandai dengan gejala-gejala yang mirip dengan gangguan kesehatan lainnya sehingga kemungkinan Anda mengabaikannya. Untuk mencegah risiko stroke besar yang melumpuhkan, ada baiknya memperhatikan dan menangani gejala-gejala stroke sejak dini.Berikut beberapa gejala umum stroke adalah mati rasa, kelumpuhan atau perasaan lemah tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, khususnya jika hanya terjadi satu sisi tubuh, gangguan berjalan atau keseimbangan, Perubahan daya pandang secara tiba-tiba, gangguan bicara, gangguan bicara dan gangguan memahami kalimat-kalimat sederhana, atau perasaan bingung dan sakit kepala kronis tiba-tiba yang berbeda dengan sakit kepala sebelumnya. Jika beberapa stroke kecil terjadi berulang seiring waktu, paisen kemungkinan mengalami perubahan jalan, keseimbangan , kemampuan berpikir atau perilaku secara bertahap.Gejala-gejala kemungkinan bervariasi bergantung pada penyebabnya, akibat pengentalan darah atau perdarahan. Selain itu, lokasi pengentalan darah atau perdarahan serta luas kerusakan area otak juga memengaruhi gejala. Gejala stroke ischemic (disebabkan oleh darah kental yang menghambat pembuluh darah) biasanya terjadi di sisi tubuh yang berlawanan dengan area pengentalan darah di otak. Sebagai contoh, stroke di sisi kanan otak mengganggu sisi kiri tubuh. Gejala stroke hemorrhagic yang disebabkan oleh perdarahan di otak bisa saja sama dengan stroke ischemic tapi kemungkinan dibedakan oleh gejala-gejala yang terkait tekanan lebih tinggi di otak, termasuk sakit kepala kronis, mual dan muntah, leher kaku, pusing, kejang, lekas marah, kebingungan, dan kemungkinan tidak sadarkan diri.Gejala stroke bisa memburuk dalam hitungan menit, jam, dan hari. Sebagai contoh, perasaan lemah ringan bisa berkembang menjadi ketidakmampuan menggerakkan lengan dan kaki pada satu sisi tubuh.Jika stroke disebabkan oleh pengentalan darah besar (ischemic stroke) atau perdarahan (hemorrhagic stroke), gejala terjadi tiba-tiba, dalam hitungan detik. Ketika arteri menyempit akibat atherosclerosis (penumpukan dan pengerasan lemak), gejala stroke biasanya berkembang secara bertahap dalam hitungan menit hingga jam, atau (dalam beberapa kasus) hitungan hari.PencegahanGaya hidup tidak sehat menyebabkan banyak anak-anak dan orang dewasa yang beresiko terserang stroke. Para peneliti melihat angka-angka untuk stroke iskemik, akibat pembekuan darah, dan stroke hemoragik, yang disebabkan oleh perdarahan pada otak.Faktor risiko stroke termasuk merokok, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan kolesterol tinggi. Gaya hidup menjadi faktor kemungkinan terkena stroke atau tidak, termasuk mengonsumsi makanan yang bisa menurunkan risiko. Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah. Berhenti menambahkan garam ke dalam makanan ketika Anda memasak atau sedang makan. Jangan lupa untuk membaca label makanan untuk mengetahui kandungan garam di dalam makanan tersebut. Mengurangi asupan kalori jika termasuk overweight. Obesitas sangat rentan terhadap penyakit jantung dan diabetes. Keduanya adalah faktor risiko stroke. Lebih baik menyantap whole grain, daging tak berlemak, buah, dan sayur serta lemak sehat, misalnya minyak zaitun. Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh untuk mengendalikan kolesterol. Hindari daging berlemak, fast food, dan produk susu berlemak tinggi jika kadar kolesterol meningkat. Mengurangi asupan gula halus untuk menjaga kadar gula darah. Batasi konsumsi minuman bersoda, cake, permen, es krim dan lainnya yang dapat merusak kadar insulin dalam tubuh.Penelitian terbaru menunjukkan, mereka yang rajin mengonsumsi buah, sayuran, dan produk susu yang tinggi kandungan potasium berisiko lebih rendah menderita penyakit stroke dibanding yang kurang mendapat asupan mineral tersebut. Temuan ini didasarkan pada hasil analisis terhadap 10 studi internasional yang melibatkan lebih dari 200.000 relawan berusia menengah dan dewasa. Hasil kajian mengungkapkan, setiap kenaikan 1.000 miligram (mg) potasium dalam diet setiap hari berkaitan dengan penurunan kemungkinan menderita stroke sebesar 11 persen dalam kurun waktu lima sampai 14 tahun ke depan.Makanan yang tinggi potasium secara umum memang dikenal sebagai sumber pangan yang sehat, seperti kacang-kacangan, berbagai buah-buahan seperti pisang, alpukat, jeruk, dan sayuran hijau, serta susu rendah lemak. Potasium sendiri merupakan elektrolit yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan juga terlibat dalam mekanisme kerja saraf, kontrol otot, dan pengaturan tekanan darah. Berbagai penelitian telah mengindikasikan bahwa diet tinggi potasium membantu mempertahankan tensi darah tetap sehat dan mungkin melindungi tubuh dari sakit jantung dan stroke.Penelitian lain menunjukkan bahwa orang berusia lanjut yang mengonsumsi minyak zaitun memiliki lebih rendah terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun