Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semua Penumpang Casa 212 Tewas, Terlambat Penyelamatan ?

2 Oktober 2011   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:24 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seluruh penumpang pesawat akhirnya ditemukan. Penumpang yang berjumlah 18 orang termasuk 4 kru pesawat dipastikan meninggal dunia. Pesawat Cassa 212 milik maskapai penerbangan Nusantara Buana Air itu jatuh di lereng Pegunungan Bukit Barisan, Kamis (29/9). Tim penyelamat yang terdiri dari sejumlah petugas dari Basarnas, Tim SAR Medan, TNI, Polri bersama para relawan dari sejumlah elemen masyarakat melakukan pencarian ke lokasi. Dari pantauan udara pesawat tampak utuh dengan bagian moncong yang hancur. Saat dinyatakan semua penumpang pesawat termasuk awak pesawat tewas, beberapa keluarga menyalahkan keterlambatan tim penyelamat, karena sebelumnya seorang keluarga sempat mengontak lewat telepon salah satu penumpangnya. Benakah tewasnya semua penumpang karena keterlambatan penyelamatan ?

Upaya pencarian korban dilakukan petugas SAR sudah optimal dengan menelusuri kawasan lereng bukit yang terjal dan sebagian besar masih berada di kawasan hutan belantara. Titik koordinat lokasi kecelakaan pesawat Cassa 212 rute Medan-Kutacane sudah diketahui. Anggota Tim SAR saat ini sudah dekat lagi dari titik lokasi jatuhnya pesawat Cassa 212. Bahkan sebelumnya laporan terakhir dua orang tim penyelamat telah berhasil mencapai lokasi. Evakuasi oleh empat personel Pasukan Khas TNI AU (Paskhas TNI AU) yang dikirim ke lokasi, hanya dua yang berhasil diturunkan karena masalah teknis. Personel lainnya gagal diturunkan karena tali peluncur tersangkut. Setelah ada gangguan tersebut timbul hujan lebat dan angin kencang. Akhirnya helikopterpun kembali ke posko SAR di lapangan SMPN 1 Bahorok pada setengah jam setelah berangkat. Tujuannya untuk mengambil tali rappelling lagi. Ketika kembali terbang untuk kali kedua, ternyata cuaca berkabut disertai hujan. Akhirnya, tim yang tersisa tidak berhasil turun ke lokasi pesawat jatuh.

Benarkah Terlambat

Sebenarnya semua tim penyelamat sudah bersusah payah melakukan penyelamatan korban. Namun tampaknya terdapat kendala yang sangat berat yaitu medan yang sangat sulit, lahan pendaratan yang sulit dan turbulensi yang tinggi sehingga pesawat atau helikopter sulit mendarat.Kecurigaan tewasnya para penumpang karena keterlambatan tim penyelamat beralasan. Karena sebelumnya, terdapat berita menggembirakan sempat tersiar bahwa seorang keluarga sempat menghubungi oleh salah seorang korban dengan telepon. Bahkan saat ditelepon kembali sempat dijawab oleh seorang anak dengan suara lemah. Waktu dihubungi, terdengar suara anak-anak, perempuan dewasa, dan laki-laki. Suara mereka terdengar sangat pelan dan putus-putus. Pertama yang angkat telepon anak-anak, terus terdengar suara perempuan dan laki-laki. Diyakini adik dan keluarganya masih hidup,Sedangkan pengakuan keluarga yang dapat dihubungi itu benar adanya. Karena, dengan menggunakan ponsel biasa pasti di lokasi tersebut sulit mendapat sinyal. Kalaupun bisa dihubungi bisa saja menggunakan telepon satelit. Tetapi benarkah penumpang biasa itu menggunakan telepon satelit. Apakah saat melakukan hubungan telepon itu hanya sebuah halusinasi. Hal ini perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Karena, hal ini bila tidak diluruskan akan menjadi misteri dan saling mencurigai dari beberapa pihak.Setelah mendengar kabar tewasnya semua penumpang, keluarga penumpang yang jatuh di hutan Bahorok itu tampak histeris. Puluhan anggota keluarga yang berkumpul di lapangan Desa Pekan Bahorok, menjerit dan menangis bahkan sebagian di antaranya pingsan. Sebenarnya sebagian besar masih berharap adanya kehidupan karena beberapa penumpang sempat dapat dihubungi lewat telepon.

Beberapa keluarga menyesalkan petugas yang lamban dan terkesan tidak serius membantu korban. Sebagian mereka berkeyakinan keluarganya meninggal dunia bukan karena luka parah dalam kecelakaan, melainkan karena kelaparan dan kedinginan di dalam hutan. Apalagi penumpang pesawat ada yang masih anak-anak yang diperkirakan masih rentan dengan suhu dingin di tengah hutan.Bukan hanya keluarga, berbagai media televisipun juga mulai menyinggung adanya keterlambatan daam penyelamatan korban. Namun kecurigaan tersebut masih harus dibuktikan lagi karena sampai saat ini belum jelas penyebab tewasnya semua penumpag pesawat naas itu. Beberapa pengamat menduga para penumpang tewas karena benturan yang keras yang menimpa kepalanya. Dugaan para penumpang tewas karena kelaparan dan kedingingan tampaknya belum jelas. Karena, para penumpang tewas di masing-masing kursi. Demikian juga karena alasan kelaparan juga kurang tepat karena selama dua hari sebenarnya manusia masih mampu bertahan hidup apalagi dihutan itu masih ada saja makanan darurat yang dapat dikonsumsi.Sebaiknya masyarakat dan media masa jangan terlalu cepat memvonis keterlambatan penyelamatan yang dilakukan oleh tim penyelamat. Seharusnya saat ini semua pihak memberi dukungan terhadap tim penyelamat yang telah bersusah payah dan mempertaruhkan jiwanya untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korban. Tudingan yang dikeluarkan keluarga harus dimaklumi karena masih dilatar belakangi tekanan emosi. Namun media masa jagan ikut tergiring dengan terlalu cepat menyalahkan keterlambatan tim penyelamat hanya berdasarkan emosi para keluarga korban. Sebaiknya juga jangan terlalu cepat menyimpulkan penyebab kematian para korban hanya berdasarkan pengakuan dokter yang melihat bahwa korban hanya terluka ringan sebelum dilakukan otopsi menyeluruh. Selamat berjuang tim penyelamat semoga diberi kekuatan dalam melakukan evakuasi korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun