Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Ternyata Bukan Politikus Profesional

16 Juni 2014   12:36 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:32 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo ternyata bukan seorang politisi profesional, karena memang sebelumnya dia berlatar belakang tentara tempur profesional dan penguasaha. Hal itu terungkap dari debat presiden "Tim saya bilang apa pun nanti jangan pernah setuju apa yang disampaikan oleh pak Joko Widodo. Itu nasehat tapi saya ini bukan politisi profesional. Saya sejalan dengan saudara Jokowi," kata Prabowo. Sejumlah pendukung Prabowo-Hatta di tribun di antaranya politikus Fadli Zon bertepuk tangan. Prabowo kemudian mendatangi Jokowi dan melakukan cium pipi kanan dan pipi kiri. "Masa idenya bagus enggak setuju," kata Prabowo. Ucapan tulus dan polos dari seorang prabowo yang tegas dan disipilin itu sangat mencengangkan publik. Prabowo berani melawan Timsesnya meski hal itu akan merugikan popularitas dirinya. Tampaknya jiwa militer dan patriotisme yang menjunjung tinggi kejujuran dan sportifitas dari seorang Prabowo akan meruntuhkan kamuflase politikus Indonesia yang penuh pencitraan dan polesan agar dirinya populer.

Mungkin saja Prabowo mengatakan bahwa bukan sebagai politikus profesional karena politikus profesional di Indonesia itu pandai memanipulasi sikap, mudah berkata bohong, melakukan pencitraan atau sering berbeda yang diucap dengan yang dipikirkan dihatinya. Politikus harus pandai berbohong dan berkamuflase dengan mengorbankan sikap dan pendapat pribadi demi memperjuangkan kepetingan kelompok dan partainya. Melihat demikian carut marutnya dunia politik Indonesia maka Politikus profesional harus biasa dalam berkata bohong dan tidak jujur. Sehingga George Orwelpun mengatakan masa masa kebohongan, kejujuran adalah tindakan revolusioner. Bakan saking buruknya citra politikus seorang tokoh seperti Albert Camus pernah mengatakan bahwa manusia yang memiliki kebesaran didalam dirinya tidak akan berpolitik. Bahkan aristotelespun berkata sinis tentang kehidupan politik nengan mengatakan manusia adalah hewan yang berpolitik.

Prabowo Tidak Mau Mengorbankan Kejujuran dan Harga Diri

Tetapi tampaknya sosok Prabowo adalah mantan militer profesional di bidang tempur yang harus bertindak tegas, jujur dan spontan. Kejujuran Prabowo tidak hanya mengagetkan Timsesnya tetapi juga membuka mata hati bangsa ini. Prabowo tidak takut popularitasnya turun hanya karena dianggap sebagai followers atau hanya sekedar pengikut pendapat Jokowi. Pribadi Prabowo tampaknya adalah seorang yang tidak bisa melakukan kamuflase, pencitraan atau bertindak munafik yang mengorbankan prinsip dan pendapat pribadi demi kepentingan citra dirinya. Dengan sikap itu tampaknya Prabowo berani melawan arus kehidupan amoral politik negeri ini dengan tidak mentaati arahan dari ahli politik Timses. Setiap ahli komunikasi politik pasti akan menyarankan Capresya untuk tidak menyetujui dan tidak boleh sependapat dengan lawan politiknya meski hal itu benar dan baik. Bahkan Prabowo kemudian mendatangi Jokowi dan melakukan cium pipi kanan dan pipi kiri. "Masa idenya bagus enggak setuju," kata Prabowo. Tampaknya ucapan Prabowo yang jujur dan tegas itu menunjukkan bahwa Prabowo tidak bisa dikendalikan oleh siapapun apalagi harus mengorbakan kejujuran dan melawan kebaikkan. Prabowo telah menunjukkan kepada bangsa ini bahwa dia berani mengorbankan kepentingan elekteilits dirinya demi menjujung tinggi keujuran dan sportifitas.

Seorang politikus adalah seorang yang terlibat dalam politik, dan kadang juga termasuk para ahli politik. Politikus juga termasuk figur politik yang ikut serta dalam pemerintahan. Dalam demokrasi Barat, istilah ini biasa terbatas kepada mereka yang menjabat atau sedang mencoba mendapatkannya daripada digunakan untuk merujuk kepada para ahli yang dipekerjakan oleh orang-orang yang tersebut di atas. Perbedaan seperti ini tidak begitu jelas jika kita berbicara tentang pemerintahan yang non-demokratis. Dalam sebuah negara, para politikus membentuk bagian eksekutif dari sebuah pemerintah dan kantor sang pemimpin negara serta bagian legislatif, dan pemerintah di tingkat regional dan lokal. Badan-badan pemerintah lainnya seperti bagian yudikatif, penegakan hukum, dan militer seperti Prabowo tidak dianggap politisi meski mereka terlibat dalam tugas pemerintah.

Profesional Politik biasanya mengabdikan semua kehidupannya demi kepentingan politik. Politikus profesional seharusnya tidak bekerja di luar bidang politik seperti menjadi komisaris perusahaan atau menjalankan usaha ekonomi pribadi dan sebagainya. Politikus profesional menjual keahliannya dalam manipulasi, dan ahli dalam metoda kamuflase untuk meningkatkan ncitra dirinya. Politikus profesional biasanya menjalankan keahliannya itu tanpa memperhatikan kesukaan atau ketidaksukaannya kepada khalayak. Politikus profesioal hanya bekerja untuk para politikus dari partai politik atau pandangan ideologis tertentu.

Negarawan haruskah Politkus Profesional ?

Tampaknya kontroversi akan terus berlembang apakah negarawan harus seorang politikus sejati atau harus negarawan sejati. Pengalaman tokoh Indonesia yang seharusnya seorang pelaku ekonomi profesional seperti Jusuf Kalla yang masuk kegiatan politik praktis. JK mengakui jika dirinya bukan politikus yang handal. Sebab dirinya selalu gagal dalam pertarungan politik. JK selalu mengatakan, karier politiknya di pemerintahan selalu berhasil karena dirinya tak menggunakan kendaraan politik. Hal ini dibuktikan saat dirinya menjadi menteri perdagangan, menko kesra, dan wakil presiden. Saat diangkat menjadi menteri perdagangan, hanya karena saya pengusaha yang mewakili Indonesia Timur bukan dari partai npolitik. Justru saat JK memakai kendaraan politik Golkar mengaku nasib yang berbeda akhirnya gagal maju sebagai capres tahun 2009.

Bila seorang birokrat seperti Jokowi, mantan militer seperti Prabowo, tokoh agama, birokrat, ilmuwan, pengamat politik, wartawan dan media masa sudah terlibat politik tertentu pasti akan terseret harus mengikuti dan melakukan manuver politik. Sehingga idealisme, profesionalisme dan kualitas opininya mulai tidak menyejukkan dan mulai diragukan banyak orang. Peduli politik bagi seorang profesional bukanlah hal yang haram. Bila profesional peduli politik jangan seperti seorang politikus. Sehingga jika akan bermanuver politik yang cerdas jadilah politikus sejati tetapi jangan menggadaikan profesi untuk mencapai tujuan. Bila seorang profesional berpolitik, maka kemampuan profesionalnya akan menunjang karier politiknya. Tetapi biasanya kualitas profesionalnya semakin meredup dan tidak berkualitas lagi.

Tetapi tampaknya Prabowo telah melakukan manuver politik jujur, cerdas dan ideal dilakukan maka kehidupan politik yang bermoral dan beretika. Hal itu akan terjadi bila disertai niat baik Prabowo dan bukan sekedar untuk kepentingan individu dan kelompok tetapi demi kepentingan positif bersama. Pilihan hidup harus dilakukan dalam setiap profesi, baik sebagai politikus, tokoh agama, wartawan, ilmuwan dan profesi lainnya. Bila profesi politikus digabungkan dengan profesi lainnya maka profesi tersebut biasanya sudah tidak bisa profesional lagi. Karena pertimbangan politik yang sangat rumit akan mengaburkan idealisme profesi. Memang tidak ada larangan profesi tertentu punya perhatian terhadap politik. Tetapi begitu profesional masuk dalam ranah politik praktis maka sebaiknya idealisme profesi ditinggalkan karena sudah tidak rasional lagi.

Kemewahan politik wajar saja akan menggoda para profesional bergeming untuk masuk politik praktis. Tetapi kalau menjadi seorang profesional sejati berperilakulah sesuai profesi. Bila hendak berpolitik sebaiknya jadilah politikus sejati jangan gadaikan profesionalitas yang ada. Idealisme itu akan tinggi nilainya, menyejukkan dan tidak akan banyak benturan bila ditopang dengan sikap profesionalitas sejati. Sehingga jadilah profesional sejati bila ingin menjadi profesional. Dan jadilah politikus sejati bila menjadi politikus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun