Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Orang Muslim Berbeda Pendapat dalam Memilih Pemimpin?

27 Oktober 2016   10:56 Diperbarui: 27 Oktober 2016   13:55 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengapa Orang Muslim Berbeda Pendapat Dalam Memilih Pemimpin ?

Seorang kakek berusia 70 tahun dibantu dengan beberapa anak dan menantunya setiap saat membujuk sang nenek untuk mengikuti tuntunan Agama Islam dengan memilih pemimpin muslim. Tampaknya si nenek mantan dosen yang juga seorang intelektual termasuk keras kepala dalam memegang prinsip meski sang Idola bukan muslim tetapi dianggap tokoh yang hebat, tidak korupsi dan jujur. Di depan anak menantunya si kakek berkeyakinan dalam sisa hidupnya tidak akan pernah berhenti mengingatkan isterinya agar mereka berdua Khusnul Khotimah dalam menghadap Ilahi. Sang kakek dengan sabar selalu tidak putus asa menunjukkan kepada isteri tercintanya beberapa ayat ayat Quran yang menunjukkan tuntunan agama dalam memilih pemimpin muslim. Tetapi tetap saja sang nenek bersikeras tidak bergeming untuk beralih dari idolanya. Inilah sekelumit kisah nyata dari keluarga terpandang yang berpendidikan tinggi tentang gambaran pertentangan prinsip di antara umat hanya karena dirasuki politik. Memang si kakek, anak dan menantunya tidak salah dengan ingin menegakkan prinsip yang diyakini sesuai ajaran Quran. Tetapi tampaknya si nenek juga tidak salah karena berprinsip bahwa sang idola adalah seorang manusia setengah dewa yang tidak ada pernah salah di matanya. Seorang menantunya dengan setengah putus asa menggerutu: “Itulah akibatnya kalau si nenek selalu nonton teve di “metropolitan” tiap hari. 

Gambaran di atas adalah salah satu dari banyak contoh adanya pertentangan dan perbedaan cara memilih pemimpin bagi umat Islam. Bagi umat memilih pemimpin bukan hanya sekedar adil, jujur dan santun. Juga bukan sekedar selera, ketokohan atau kepentingan pragmatis tetapi harus berdasarkan keyakinan tuntunan Quran dan Hadits. Perbedaan pendapat dalam memilih pemimpin muslim dan non muslim dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dipengaruhi oleh perbedaan pemahaman keyakinan dalam mengikuti tuntunan agama. Tetapi juga dipengaruhi latar belakang adanya kepentingan pribadi, partai politik dan jabatan politik. Perbedaan umat muslim bagi memilih pemimpin muslim dan bukan muslim secara umum sulit dinilai apakah kelompok satu salah atau kelompok lainnya paling benar tergantung sisi mana mengamatinya. Bila hal itu dijadikan perdebatan maka tidak akan selesai karena adanya perbedaan pemahaman dan kepentingan. Pemilihan pemimpin tidak hanya berdampak pada pribadi pemilih tetapi juga mempengaruhi kepentingan umat dan keturunannya dalam hidup beragama dan bernegara. Sehingga keputusaan pemilihan pemimpin akan dipertanggung jawabkan di dunia tetapi juga di akhirat. Kepemimpinan adalah salah satu aspek yang dianggap sangat penting dan strategis dalam Islam sehingga lebih dari 12 ayat suci Al Quran mengatur dan memberi pedoman dalam memilih pemimpin. Bila umat muslim tidak peduli politik maka akan dipimpin oleh politikus yang tidak memperdulikan umat muslim. Perbedaan pendapat umat muslim dalam menafsirkan Quran dan Hadits tanpa disadari dimanfaatkan kelompok politikus dan kelompok non mulism untuk kepentingan pribadi, kelompoknya dan agamanya.

Saat pemilihan kepala daerah bila terdapat calon pemimpin yang non muslim dan muslim maka sering terjadi kontroversi di antara umat muslim untuk menentukan pilihannya. Sekelompok tertentu umat muslim ada yang berkeyakinan bahwa pemimpinnya harus muslim. Tetapi sekelompok lain berkeyakinan bahwa memilih pemimpin non muslim tidak masalah karena tidak melanggar keyakinannya. Dalam agama Islam, semua persoalan yang menyangkut kehidupan umatnya telah ada aturannya yang sangat jelas dan detail. Dalam aturan (syariat) tentang bagaimana tata cara bersuci (istinja’) dari najis saat buang air besar/kecil dan bersuci dari hadats (kentut, mandi junub), tata krama (‘adab) saat bersin, makan, minum, tidur, buang air dan seterusnya. Demikian juga dalam hal kehidupan sosial seperti bertetangga, hidup berdampingan dan bersosialisasi dengan lingkungan, memilih isteri atau suami, hingga sampai memilih pemimpin.

Kepemimpinan adalah salah satu aspek yang dianggap sangat penting dan strategis dalam Islam. Pemimpin bukan hanya sekedar adil, jujur dan santun. Tetapi pemimpin juga mempengaruhi kepentingan umat dan keturunan dalam hidup beragama dan bernegara. Bila umat muslim tidak peduli politik maka akan dipimpin oleh politikus yang tidak memperdulikan umat muslim. Hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya ayat dalam Al Quran dan hadits yang membahas tentang ini. Hal ini menunjukkan bahwa menentukan atau memilih pemimpin merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan suatu umat. Karena pemilihan pemimpin menyangkut jika dalam persoalan yang lebih besar dan luas dampaknya, Islam juga sangat peduli karena aspek kepemimpinan ini luar biasa sangat besar dampaknya bagi kehidupan seluruh rakyat (ummat) di suatu negeri. Terdapat 12 atau lebih ayat- ayat al-Quran yang menunjukkan dengan jelas larangan memilih pemimpin non Muslim bagi wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim di anataranya adalah QS. 3. Aali 'Imraan : 28, QS. 4. An-Nisaa' : 144, QS. 5. Al-Maa-idah : 57, QS. 9. At-Taubah : 23, QS. 58. Al-Mujaadilah : 22., QS. 3. Aali 'Imraan : 118, QS. 9. At-Taubah : 16, QS. 28. Al-Qashash : 86, QS. 60. Al-Mumtahanah : 13, QS. 3. Aali 'Imraan : 149-150, QS. 4. An-Nisaa' : 141, QS. 4. An-Nisaa' : 138-139, QS. 5. Al-Maa-idah : 51, QS. 5. Al-Maa-idah : 80-81, QS. 60. Al-Mumtahanah : 1, QS. 58. Al-Mujaadilah : 14-15, QS. 60. Al-Mumtahanah : 5. Uniknya Larangan minum minuman keras, surat Al Maidah ayat 90. Padhal hanya1 ayat dikuti oleh sebagian besar umat Islam. Larangan makan babi ada dua ayat. Surat Al Baqarah ayat 173 dan surat Al Maidah ayat 3. Hanya dua ayat, dipatuhi oleh umat Islam, bahkan banyak yang shalatnya kurang sempurna mematuhinya.

Kelompok Muslim Dalam memilih Pemimpin Muslim

Umat muslim dalam memilih calon pemimpin muslim terjadi banyak perbedaan dengan banyak kelompok. Bila dipilah pilah sesama muslim yang saling bersaudara ini dapat dibedakan dalam berbagai kelompok sesuai dengan latar belakang pemahamannya keyakinan agama dan berdasarkan pertimbangan kepentingan pribadi, politik dan kelompoknya dalam menentukan pilihannya. Berbagai kelompok muslim tersebut di anataranya Kelompok Ahlussunah Wal Jama'ah, kelompok moderat, politikus dan fanatisme tokoh. Dalam kasus dugaan penistaan agama kelompok Ahlussunah Wal jamaah pasti akan merasa tersinggung saat Ahok menista Agama islam. Tetapi kelompok lainnya biasanya tidak merasa tersinggung saat agama Islam dinista,. Bahkan biasanya mereka akan membela mati matian bahwa Ahok tidak melakukan penistaan agama dengan dalih dan alasan yang seringkali tidak rasional.

  1. KelompokAhlussunah Wal Jama'ah. Kelompok yang meneguhkan pilihannya karena aqidahnya berdasarkan tuntunan Quran dan Hadist. Karakteristik kelompok ini biasanya non partisan dan tidak berkaitan dengan politik. Pada umumnya Ustadz atau ulama kelompok ini lebih mementingkan memelihara umat daripada berpolitik diantaranya AA Gym, Arifin Ilham, Ketua MUIKH Ma'ruf Amin, Mantan ketua MUI Din Syamsudin,

  2. Kelompok Moderat. Kelompok yang memilih pemimpin keyakinannya didominasi dengan pemikiran yang moderat, biasanya kelompok ini didominasi paham liberal, pluralisme, progresif dan sekularisme. Biasanya kelompok ini didominasi oleh kelompok dengan intelektual yang tinggi dan sebagain besar dimotori oleh ketokohan lulusan S2 atau S3 dari Eropa atau Amerika. Di Indonesia tokoh kaum moderat adalah Nurcholis Madjid (murid dari Fazlur Rahman di Chicago) yang memelopori gerakan firqah liberal bersama dengan Djohan Efendi, Ahmad Wahib dan Abdurrahman Wachid. (Adiyan Husaini dalam makalah Islam Liberal dan misinya menukil dari Greg Barton. Nurcholis Madjid telah memulai gagasan pembaruannya sejak tahun 1970-an. Pada saat itu ia telah menyuarakan pluralisme agama dengan menyatakan: Rasanya toleransi agama hanya akan tumbuh di atas dasar paham kenisbian. Kelompok liberalisme biasanya mempunyai panutan tokoh moderat dan tokoh liberal lainnya seperti Prof Sumanto Qurtubi, Gus Dur, Goenawan Mohamad, Ahmad Sahal, Ulil Abshar-Abdalla, Luthfi Assyaukanie, Hamid Basyaib, Nong Darol Mahmada, Abdul Moqsit Ghazali, Anick Hamin Tohari, Guntur Romli, dan Burhanuddin.

  3. Kelompok Politikus. Kelompok ini seringkali bersifat pragmatis, dan menentukan pilihannya berdasarkan kepentingan pribadi, kepentingan partai politik atau sekedar mengejar harta dan jabatan politik. Biasanya kelompok ini seringkali mengabaikan tuntunan Quran dan Hadist. Biasanya kelompok politikus ini sering mempergunakan pertimbangan paham dan ajaran islam moderat demi memuluskan kepentingan politiknya

  4. Fanatisme Tokoh. Kelompok yang memilih pemimpin non muslim tidak dipengaruhi karena tuntunan agama tetapi didominasi pertimbangan fanatisme tokoh idolanya. kehebatan ketokohan pemimpin karena dianggap jujur, berani dan anti korupsi. Biasanya umat muslim kelompok ini karena berhutang budi dengan tokoh tersebut atau karena keterbatasan pemahaman agama serta keterbatasan informasi yang diterimanya tentang sosok pemimpinnya tidak secara utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun