Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perspektif Sains Kedokteran dan Islam dalam Kekerasan pada Anak

7 Desember 2024   11:41 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:54 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adverse Childhood Experiences (ACEs) memiliki korelasi dengan berbagai penyakit kronis di kemudian hari, termasuk hipertensi, diabetes, dan gangguan kardiovaskular. Pendekatan Evidence-Based Medicine Evidence-based medicine (EBM) menganjurkan pendekatan pencegahan melalui edukasi orang tua, pelatihan tenaga pengasuh, serta penguatan regulasi terkait perlindungan anak. 

Intervensi seperti parenting program berbasis sains, yang mengajarkan teknik disiplin positif dan manajemen stres, terbukti efektif dalam mengurangi risiko kekerasan. Skrining rutin untuk mendeteksi tanda-tanda kekerasan pada anak dianjurkan di fasilitas kesehatan. 

Perspektif Islam Dalam Islam

Dalam perspektif Islam, kekerasan terhadap anak dilarang keras karena bertentangan dengan prinsip kasih sayang yang menjadi inti dari pengasuhan. Al-Qur'an dan Hadis menekankan pentingnya mendidik anak dengan kelembutan, sebagaimana dalam Surah An-Nisa ayat 9 yang memperingatkan agar orang tua tidak meninggalkan generasi yang lemah, baik fisik maupun mental. 

Rasulullah SAW juga memberikan teladan nyata dengan selalu bersikap lembut kepada anak-anak, seperti menyayangi cucu-cucunya dan melarang kekerasan dalam mendidik. Parenting dalam Islam mengajarkan bahwa anak adalah amanah yang harus dijaga, dididik, dan dibimbing dengan penuh cinta dan tanggung jawab, tanpa kekerasan yang dapat merusak fisik maupun jiwa mereka.

Perspektif Islam Dalam Islam, kekerasan terhadap anak dilarang keras. Al-Qur'an menekankan pentingnya kasih sayang dalam mendidik anak, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Isra' ayat 23, "...dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." Rasulullah SAW juga bersabda, "Barangsiapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi" (HR. Bukhari). Pendidikan berbasis kasih sayang merupakan fondasi utama dalam Islam. 

Pendapat Ulama Para ulama sepakat bahwa mendidik anak harus dilakukan dengan hikmah dan kelembutan. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menulis dalam Tuhfatul Maudud bahwa anak adalah amanah yang harus dijaga dan dibimbing dengan penuh cinta dan tanggung jawab. 

Kekerasan fisik yang melampaui batas, apalagi hingga mencederai anak, merupakan dosa besar dan harus dicegah. Sinergi Sains dan Agama Sains dan agama memiliki kesamaan dalam menentang kekerasan terhadap anak. 

Pendekatan holistik yang mengintegrasikan ajaran agama dengan temuan ilmiah menawarkan solusi yang kuat dalam upaya mencegah kekerasan terhadap anak. Nilai-nilai Islam, seperti kasih sayang, kesabaran, dan tanggung jawab, menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun pola asuh yang penuh cinta. 

Ketika ajaran ini dipadukan dengan metode parenting modern yang berbasis bukti ilmiah, seperti teknik disiplin positif dan manajemen emosi, orang tua dan pengasuh dapat memahami cara mengasuh anak yang lebih efektif tanpa kekerasan. Sinergi antara dua pendekatan ini memungkinkan terciptanya lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara fisik, mental, dan spiritual.

Pendidikan berbasis nilai Islam dapat mengajarkan pentingnya memperlakukan anak sebagai amanah yang harus dijaga dengan baik. Bersamaan dengan itu, pelatihan parenting modern memberikan keterampilan praktis untuk mengelola stres, memahami kebutuhan anak, dan membangun komunikasi yang sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun