Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Subhanallah, Jutaan Hinaan Lunas Dibayar Jutaan Kemuliaan

5 Desember 2024   05:16 Diperbarui: 5 Desember 2024   08:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik


Subhanallah, dalam pekan ini, puluhan juta mata dan telinga menyaksikan sebuah pelajaran besar tentang keadilan Allah. Kisah ini bermula dengan viralnya dihadapan puluhan juta umat, seorang penjual teh sederhana yang dihujat dan dihina oleh seorang tokoh besar yang selama ini dihormati oleh sebagian kalangan. Dalam penghinaan tersebut, mungkin ada niat untuk merendahkan martabat dan membuat penjual teh tersebut tampak tidak berharga. Namun, Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan cara yang luar biasa. Dalam sekejap Allah bayar lunas semua itu  dengan limpahan  jutaan doa, kemuliaan dan ratusan juta rizki yang tak terduga dari mana saja datangnya.

Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan bahwa Allah adalah Maha Adil. Setiap perbuatan manusia, baik atau buruk, pasti akan mendapat balasan yang setimpal. Allah berfirman:
"Sungguh, orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagimu, bahkan itu baik bagimu." (QS. An-Nur: 11)

Hinaan yang dilontarkan kepada penjual teh tersebut ternyata menjadi pintu pembuka bagi rezeki dan kemuliaan yang tidak terduga. Dalam waktu singkat, dukungan dan simpati dari masyarakat mengalir deras. Penjual teh yang awalnya tidak dikenal ini mendadak menjadi simbol kesabaran dan perjuangan. Allah mengubah hinaan menjadi kehormatan, sebagaimana firman-Nya:"Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dia memasukkan siapa yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya, dan orang-orang zalim, bagi mereka tidak ada seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong." (QS. Al-Hasyr: 22-23)

Sementara itu, si penghujat, yang sebelumnya dipuja dan dihormati, justru harus menanggung hujatan dan amarah  yang lebih jauh lebih dahsyat. Nama baiknya tercoreng, dan kemarahan masyarakat terus mengalir dari berbagai arah toada henti. Ini adalah bukti nyata dari sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:"Barangsiapa merendahkan seorang mukmin karena dosa yang telah ia bertaubat darinya, maka Allah akan merendahkan dia di dunia dan akhirat." (HR. Tirmidzi)

Kisah ini mengajarkan kita bahwa setiap ucapan dan tindakan memiliki konsekuensi. Ketika seseorang menghina orang lain dengan niat merendahkan, dia sebenarnya sedang menggali lubang untuk dirinya sendiri. Allah tidak pernah tidur. Tangan-Nya bekerja dengan cara yang sering kali tidak terduga, membela mereka yang teraniaya dan memberikan pelajaran bagi mereka yang zalim.

Bagi penjual teh tersebut, kesabarannya membuahkan hasil. Kehinaan yang ia terima di awal ternyata menjadi jalan untuk meraih keberkahan. Sebaliknya, bagi si penghujat, kata-kata yang ia lontarkan justru menjadi bumerang yang membalikkan posisinya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (QS. Maryam: 96)

Dalam kehidupan, tak jarang seseorang menjadi sasaran hujatan dan penghinaan dari orang lain. Namun, sebagai hamba Allah yang beriman, kita diajarkan untuk tidak larut dalam amarah dan kesedihan. Allah telah berjanji dalam Al-Qur'an, bahwa segala perbuatan manusia, baik atau buruk, pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal. Allah berfirman: "Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa berbuat kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya pula)." (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Ketika seseorang dihina, dicaci, atau direndahkan di depan banyak orang, mungkin dalam sekejap hatinya terluka. Namun, kita perlu mengingat bahwa tangan Allah selalu bekerja. Dia Maha Melihat dan Maha Bijaksana. Ada banyak kisah yang menunjukkan bagaimana Allah membalas kesabaran orang yang terzalimi dengan rezeki, kehormatan, atau kedudukan yang lebih tinggi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Takutlah kalian terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam perjalanan hidup, Allah sering menguji manusia untuk melihat siapa yang tetap bersabar dan mengandalkan-Nya. Ketika seseorang dihujat oleh jutaan orang, Allah mungkin saja membalas dengan cara yang tidak disangka-sangka. Tiba-tiba, Allah membuka pintu rezeki, memberikan kemuliaan, dan limpahan doa atau memperlihatkan kebenaran di hadapan orang banyak. Ini adalah bentuk hikmah dari Allah, sebagaimana firman-Nya:"Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran: 139)

Sebaliknya, mereka yang menghujat, mencaci, dan merendahkan orang lain, sering kali akan merasakan akibat dari perbuatannya. Allah bisa membalas mereka di dunia dengan cara yang membuat mereka merasakan apa yang telah mereka lakukan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa menzalimi saudaranya, baik dalam hal kehormatan maupun sesuatu yang lain, maka hendaklah ia meminta maaf sebelum datang hari di mana tidak ada dinar dan dirham, melainkan kebaikan dan keburukan yang diperhitungkan." (HR. Bukhari)

Dalam pandangan Allah, dunia ini adalah ladang ujian. Orang yang terzalimi memiliki kedudukan mulia di sisi-Nya, sementara mereka yang menzalimi akan merasakan akibat dari perbuatannya, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai hamba-Nya, kita diajarkan untuk tetap bersabar, berserah diri, dan memohon kepada Allah, karena Dia Maha Kuasa untuk membalikkan keadaan. Allah berfirman:"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik." (QS. Al-Hasyr: 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun