Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Perilaku Agresif pada Anak, Penyebab dan Penanganannya

28 April 2024   19:00 Diperbarui: 28 April 2024   20:15 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada usia tertentu beberapa anak-anak tampak berperilaku agresif meningkat ketika mereka tumbuh dewasa dan melewati tahap-tahap perkembangan. Penelitian menunjukkan ledakan kemarahan biasanya mencapai puncaknya pada usia 18 hingga 24 bulan dan perlahan menurun pada usia 5 tahun. Pada tahun-tahun awal, anak-anak sering kali memukul, menggigit, menendang atau mencakar ketika mereka mencoba mengungkapkan perasaan dan belum memiliki kata-kata atau keterampilan untuk menangani emosi yang kuat dengan tenang. 

Anak-anak yang lebih besar dan remaja dapat menjadi agresif ketika mereka bergumul dengan emosi, tantangan atau perubahan di sekolah, atau untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Andalah yang paling mengenal anak Anda, dan jika Anda merasa perilaku agresif terjadi terlalu sering, terlalu parah, atau membahayakan anak Anda atau orang lain, ada baiknya Anda mencari bantuan. Apakah penyebab perilaku agresif dan bagaimanakah penanganannya ?

Perilaku agresif anak merupakan salah satu kelainan yang menimbulkan lebih banyak masalah pada tahap pertumbuhan ini, dan berdampak baik pada orang tua, guru, maupun lingkungan terdekat anak. Meskipun ledakan kemarahan biasa terjadi pada masa kanak-kanak, anak-anak ini jauh lebih sering dan serius, dan mereka tidak dapat mengendalikan emosinya dalam keadaan atau situasi apa pun. 

Jika intervensi yang memadai tidak dilakukan terhadap mereka, biasanya hal ini akan menimbulkan masalah yang lebih serius seperti kegagalan sekolah dan perilaku antisosial pada masa remaja serta patologi mental lainnya yang dapat menjadi serius di masa dewasa.

Perilaku agresif pada anak dapat muncul saat ia belajar mengelola emosi yang kuat, mengomunikasikan kebutuhannya, dan bergaul dengan orang lain. Seringkali, anak-anak bertindak agresif sebagai cara untuk mengekspresikan kemarahan atau frustrasi. Perilaku menantang datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. 

Hal ini dapat berupa memukul, menendang atau menggigit, mencabut rambut, mendorong, atau mencaci-maki. Meskipun ledakan emosi yang agresif sering terjadi pada anak-anak, memahami kemungkinan penyebabnya dan mengetahui cara mengatasinya bisa jadi sulit. 

Tanda-tanda awal perilaku kekerasan pada anak:

Dengan meningkatnya kesadaran bahwa anak-anak dapat melakukan tindakan kekerasan, para orang tua pada umumnya disarankan untuk mewaspadai perilaku tersebut pada anak-anak mereka. Namun, tidak banyak orang tua yang mampu membedakan tindakan kekerasan yang asli dan yang palsu.Berikut adalah beberapa sinyal perilaku yang harus Anda waspadai pada anak Anda untuk memahami apakah ia mungkin menunjukkan tanda-tanda awal perilaku kekerasan.

Pada tahun 2006, Pereira mendefinisikan agresi masa kanak-kanak sebagai perilaku berulang berupa kekerasan fisik (penyerangan, pukulan, dorongan, pelemparan benda), verbal (penghinaan berulang, ancaman) atau nonverbal (gerakan mengancam, menghancurkan benda) yang ditujukan kepada orang tua, orang dewasa, atau orang lain di dalam rumah tangga. lingkungan. Terdapat  tiga jenis perilaku agresif anak:

  • Fisik, yang mencakup perilaku yang ditujukan terhadap orang (meludah, mendorong, menampar, menendang, meninju, memukul dengan suatu benda atau mengancam), dan terhadap lingkungan atau rumah keluarga (merusak, menendang, mengecat atau mencakar benda).
  • Psikologis (bisa verbal, non-verbal dan/atau emosional) yang melibatkan penghinaan, teriakan, intimidasi, tuntutan yang tidak nyata, berbohong, kabur dari rumah, mengancam akan bunuh diri, dll.
  • Ekonomi atau keuangan , yang mencakup perilaku seperti mencuri barang, menjual barang milik orang lain, berhutang yang harus dibayar orang tua, memalak atau minta uang paksa pada anak sebaya dll.

Kekerasan biasanya terjadi secara progresif, diawali dengan jenis kekerasan ekonomi, kemudian berkembang ke jenis kekerasan emosional atau psikologis, dan diakhiri dengan kekerasan fisik. Prosesnya mencapai titik di mana ketiga jenis kekerasan tersebut dapat terjadi pada waktu yang bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun