Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anak Gangguan Konsentrasi, Orangtua Emosi

20 September 2020   10:59 Diperbarui: 20 September 2020   18:50 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock via kompas.com

Kemampuan memusatkan perhatian berbeda-beda. Makin berkembang anak makin mampu menseleksi stimulus yang ada dan makin mampu memusatkan perhatian. Meskipun gangguan konsentrasi ini juga dapat terus terjadi sampai usia dewasa. 

Gangguan tersebut terjadi sangat bervariasi mulai derajat yang ringan, sedang hingga berat. Bila ringan atau sedang sering para klinisi arau dokter melabeli dengan diagnosis "normal", anak dalam masa eksplorasi, kurang perhatian dan berbagai label lainnya.

Gangguan konsentrasi yang tidak ringan bila disertai dengan gangguan perilaku lain seperti ADHD, Autis, gangguan bipolar, gangguan konduksi, depresi, gangguan disosiatif, gangguan kecemasan, gangguan belajar, gangguan mood, gangguan panik, obsesif-kompulsif, gangguan panik disertai goraphobia. 

Juga kelainan perilaku lainnnya seperti gangguan perkembangan perfasif termasuk gangguan Asperger, Posttraumatic stress disorder (PTSD), psikotik, fobi sosial, keterlambatan bicara, ganggguan tidur, sindrom Tourette dan ticks. 

Saat kewalahan masalah anak dikonsultasikan oleh orangtua pada psikolog, dokter ahli tumbuh kembang anak, dokter saraf atau psikiater. Saat dievaluasi oleh klinis atau dokter disimpulkan banyak anak tidak mengidap ADHD atau ADD. 

Dikatakan klinisi tersebut memang seusia anak tersebut sedang dalam periode melakukan ekplorasi, kurang perhatian, atau baik baik saja. Orang tua jadi bingung, mengapa dikatakan normal tetapi kakak atau adiknya saat seusia bisa belajar di rumah, bisa diam dan bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik.

Sebaliknya banyak kasus gangguan ringan ke arah sedang sering mendapatkan pitfall atau overdiagnosis (kesalahan diagnosis/diagnosis berlebihan) sebagai ADHD atau Autisme padahal bukan. 

Hal ini yang menunjukkan bahwa data laporan di Amerika ADHD adalah wrong diagnosis (kesalahan diagnosis) terbesar yang dilakukan dokter padahal anak tidak mengidap gangguan tersebut.

Pada kondisi tersebut membuat beberapa orangtua frustasi bukan hanya saat belajar di rumah tetapi prestasi sekolah tidak bagus dan sering ada masalah di sekolah, Sehingga beberapa orangtua memutuskan memilih "home schooling" untuk pendidikan formal di sekolah.

Kemampuan Positif

Pada dasarnya gangguan gangguan tersebut diatas ididasari otak yang sensitif dan terdapat rangsangan yang berlebihan. Sehingga saat rangsangan ke otak berlebih tersebut terjadi gangguan negatif tetapi juga terjadi hal rangsangan positif ke otak. Di antaranya anak sebenarnya cerdas, kreativitas tinggi, jiwa seninya tinggi, kemampuan IT sangat bagus dan anak cepat mengambil keputusan dalam keadaan terdesak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun