Drama perseteruan itu bisa dinikmati sebagai pejaran hidup bukan dengan menyalahkan satu kelompok atau membenarkan kelompok lainnya. Tetapi pelajaran kehidupan bahwa kita tetap harus meyakini dan menegakkan akidah ajaran agama bahwa perbuatan syirik adalah dosa besar yang sulit diampuni. Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48] Surga-pun Diharamkan Atas Orang Musyrik. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"[ Al-Maa'idah: 72]
Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan.
Dalam pikiran rasional manusia seharusnya kenikmatan hidup, ketenaran dan kemuliaan duniawi adalah risky dari Sang Pencipta danbuah kerja keras manusia. Manusia yangtelah terjerat oleh pikiran irasional bahwa kekuatan manusia atau kekuatan Ghaib mistik dapat merubah kehidupan manusia harus dibuang jauh. Keberhasilan dan ketenaran adalah jalan Tuhan dan buah dari kesuksesan serta kerja keras. Jangan sampai kesuksan dijadikan komoditas untuk keuntungan ahli metafisika di klaim karena kekuatan ghaib tertentu. Dalam ajaran agama apapun tidak ada kekuatan Ghaib apapun yang bisa menyamai bahkan mendekati Sang Pencipta alam. Itulah kesaktian para normal. Dalam pikiran irasional para pemuja kekuatan ghaib pasti akan mengklaim kesuksesan dan lancarnya rizky seorang custumernya karena kesaktian seorang para normal, Padahal dalam pikiran rasional keberhasilan adalah buah kerja keras dan ridla Alah Sang Sutradara alam. Meski setinggi apapun pendidikan manusia, ternyata kemewahan dunia, ketenaran dan jabatan masih bisa mengubah otak irasional dengan mengagungkan kesaktian sesama manusia dan hal ghaib dengan menduakan Allah SWT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H