Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak dan Penanganan Terlambat Berjalan, Normalkah Anakku ?

29 Juli 2012   03:11 Diperbarui: 29 April 2024   11:37 28563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterlambatan Berjalan Pada Anak, Penyebab dan Penanganannya

Kebanyakan orang tua mengharapkan anaknya bisa berjalan lebih cepat dibandingkan anak lainnya. Namun ternyata perkembangan motorik khususnya kemampuan berjalan usia normal anak bisa berjalan sebenarnya bervariasi mulai dari usia 9 bulan sampai 18 bulan. Orang tua harus mulai kawatir ketika anak tidak bisa berjalan ketika usianya sudah mencapai 18 bulan. Memang bisa berjalan saat usia 15-18 bulan adalah masih dalam batas normal tetapi biasanya anak seperti ini mempunyai gangguan motorik kasar dan gangguan keseimbangan yang ringan yang akan lebih baik diberikan intervensi dan stimulasi sejak dini.

Pada umumnya anak terlambat jarang disertai keterlambatan gerakan motorik kasar lainnya dan gangguan keseimbangan. Seringkali orangtua atau beberapa dokter menganggap anak tidak percaya diri atau trauma saat berjalan. Padahal sebagian dari anak tersebut mengalami keterlambatan motorik kasar dan gangguan keseimbangan baik dalam tingkat yang ringan atau yang tidak ringan. Sebaiknya orangtua memperhatikan perkembangan motorik kasar, gangguan vestibularis dan gangguan sensoris pada anak yang sering menjadi pneyebab anak terlambat berjalan.

Perkembangan Gerakan Motorik Normal

  • 6-8 bulan: Duduk dan merangkak dengan dua dengkul kaki.
  • 12-18 bulan: Berdiri tanpa bantuan, Berjalan dengan merambat ke perabotan di rumah, Berjalan 2 atau 3 langkah tanpa bantuan, Berjalan 10-20 menit tanpa bantuan.
  • 18-24 bulan: Berjalan tanpa kesulitan, Menarik mainan sambil berjalan, Membawa mainan besar sambil berjalan, Naik/turun bangku tanpa bantuan, Menemukan cara sendiri untuk berjalan mundur, Bisa naik/turun tangga dengan bantuan.
  • 24-36 bulan Umumnya mampu memanjat dengan baik, berjalan naik/turun tangga dengan menggunakan satu kaki per anak tangga, Berjalan jinjit.

Penyebab Tersering 

  1. Ketidakmatangan Persarafan Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunansyarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakanmotorik. Pada usia ± 5 tahun syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan, dan menstimulasiberbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halusyang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusunpuzzel , memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat, dan sebagainya.
  2. Gangguan Vestibularis atau keseimbangan Pada anak yang mengalami Dysfunction of sensory integration (DSI) sering mengalami gangguan keseimbangan Gangguan keseimbangan yang terjadi ini seringkali dianggap anak kurang percaya diri. Gangguan keseimbangan ini biasanya ditandai dengan anak takut saat berenang, menaiki mainan yang bergerak dan bergoyang seperti ayunan, mainan kuda-kudaan listrik dengan koin, naik lift atau eskalator. Anak tidak suka naik umumnya di dalam mobil. Anak mungkin tidak kooperatif sebagai upaya menghindari sensasi yang membuat anak terganggu. Anak yang underreactive untuk input vestibular tampaknya tidak pusing bahkan setelah berputar untuk waktu yang lama, dan tampaknya menikmati gerakan cepat seperti berayun. Bila berjalan terburu-buru, gerakannya canggung, mudah tersandung atau jatuh. Dia mungkin tidak membuat upaya untuk menangkap dirinya sendiri ketika dia jatuh. Anak tampak kesulitan memegang kepalanya sambil duduk. Anak tidak cenderung untuk melakukannya dengan baik dalam olahraga. Dia mungkin memiliki gaya canggung, atau gerakan yang tidak biasa ketika bergerak lengan atau kepala. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.
  3. Keterlambatan ringan perkembangan motorik kasar Seorang anak yang terlambat berjalan, kemungkinan juga terlambat dalam duduk dan merangkak. Namun sayangnya, keterlambatan ini bukanlah hal pertama yang mungkin disadari oleh para orangtua. Jika ini penyebabnya, maka dokter akan melihat jalan anak dalam konteks yang berbeda dan mencari tahu berada dimana ia dalam rangkaian perkembangan motoriknya. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.
  4. Gangguan sensoris. pada anak tertentu anak sering mengalami sensitif pada telapak tangan dan kaki. Sehingga hal ini memgakibatkan anak sering jinjit. Selama ini jalan jinjit atau Tip Toe masih belum diketahui penyebabnya. Meskipun bukan karena kelainan anatomis. Selama ini orangtua menganggap hal itu adalah memang perilaku anak. Pada anak dengan gangguan sensoris raba biasanya disetai gangguan sensoris suara dan cahaya. Gangguan sensoris suara biasanya anak takut dan tidak nyaman ketika mendengar suara dengan frekuensi tertentu seperti suara blender, suara bayi menangis, suara gergaji listrik. Gangguan sensoris cahaya bioasanya anak sangat sensitif terhadap cahaya terang dan sinar matahari.

Penyebab Jarang

  1. Gangguan persarafan Gangguan persarafan berat akibat kelainan di otak seperti paska infeksi otak, tumor atau kelainan organ otak seperti tumor, hidrosefalus , infeksi kehamilan, gangguan paska persalinan seperti bayi lahir tidak menangis, infeksi berat (sepsis)
  2. Urutan Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitukemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang seperti berlari sambi lmelompat, mengendarai sepeda.
  3. Latihan Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu dilakukan latihan dengan bimbingan guru. Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus. Kebutuhan untuk bergerak dan kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan terdapat pada tiapinsan sejak dilahirkan. Kedua kebutuhan tersebut dapat disalurkan dengan bermain, melalui prgorampelatihan gerakan bagi anak usia dini.
  4. Motivasi Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dariluar. Misalnya, dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerakmotorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.Pengaruh kesempatan dan kebebasan anak untuk bergerak pada usia muda mengandungimplikasi terhadap pentingnya perkembangan keterampilan gerak anak. Kurangnya kesadaran orangdewasa termasuk guru-guru akan hal ini mengakibatkan langsung terhadap berkurangnya keuntunganyang dapat diperoleh, terutama untuk mencegah pengaruh yang menghambat tumbuh-kembang anaksecara keseluruhan.d.
  5. Pengalaman Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan danpendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian pengalamanyang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak.
  6. Kurangnya keinginan dan Kesempatan. Jika si kecil tumbuh dan berkembang secara normal terlepas dari keterlambatannya berjalan, mungkin saja si kecil belum cukup memiliki keinginan ataupun kesempatan untuk berjalan.
  7. Tonus Otot. Gangguan tonus otot berupada hipotonia dan Hipertonia dapat menyebabkan gangguan saat berjalan. Hypotonia atau kondisi yang ditandai dengan penurunan berat otot dan Hypertonia atau kondisi yang ditandai dengan kenaikan berat otot juga dapat membuat anak sulit berjalan. Hypotonia menyebabkan seorang anak akan sulit memiliki keseimbangan dan kontrol atas gravitasi. Sebaliknya, hypertonia atau jika ada kelompok otot tertentu aktif maka kemungkinan anak akan memiliki tubuh yang kaku dan sulit mempertahankan keseimbangan.
  8. Masalah pada panggul. Meskipun kasus ini jarang terjadi namun diagnosa dokter menyebutkan bahwa masalah pada panggul juga bisa menjadi penyebab anak tidak berjalan tepat waktu.
  9. Keterlambatan perkembangan  Keterlambatan perkembangan dapat menyertai gangguan keterlambatan berjalan padanak di antaranya adalah seperti Retardasi mental atau Keterbelakangan Mental, Down Syndrome

Faktor Predisposisi Keterlambatan berjalan biasanya sering terjadi pada kelompok anak tertentu seperti :

  • Bayi prematur
  • Obesitas atau kegemukan
  • Bayi lahir dengan berat bada rendah atau kurang dari 2.500 gram
  • Anak dengan gangguan hipersensitif saluraan cerna seperti Gastropoesepageal refluks, sering muntah, mual atau sering sulit buang air besar. Keadaan ini sering terjadi pada anak alergi atau hipersensitif saluran cerna
  • Sangat jarang pada anak menderita tumor otak, Retardasi mental dan cerebral palsy

Penanganan

  • Jika terjadi keterlambatan si kecil dalam berjalan, maka langkah awal yanmg harus dilakukan adalah memastikan adanya gangguan persarafan dengan melakukan pemeriksaan Neurologis, penilaian terhadap fleksibilitas sendi, kekuatan otot dan berbagai gerakan.
  • Bila penyebabnya disebabkan karena adanya keterlambatan motorik dan gangguan keseimbangan maka sebaiknya dilakukan beberapa stimulasi intervensi latihan untuk memperbaikinya.
  • Stimulasi dan intervensi bila dilakukan pada keterlambatan berjalan yang ringan karena akan berdampak dengan kemampuan motorik lainnya dimasa depan.
  • Terapi fisik yang dilakukan tenaga terlatih khususnya Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi untuk kasus dengan gangguan keterlambatan berjalan ringan hingga berat.

Kriteria Penggolongan Keterlambatan Berjalan Disertai Intervensinya

  • Bisa Berjalan usia 8 bulan-12 bulan : Kemammpuan berjalan sangat baik dan sangat cepat, biasanya anak demikian motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya sangat baik. Pada kelompok ini mungkin tidak perlu intervensi atau stimulasi karena anak akan belajar berjalan sendiri dengan baik tanpa bantuan.
  • Bisa Berjalan usia 12 bulan-15 bulan : Kemampuan berjalan biasa dan rata-rata anak seusia. Biasanya anak demikian motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya normal. Pada kelompok ini mungkin intervensi atau stimulasi ringan akan lebih baik,
  • Bisa Berjalan usia 15 bulan-18 bulan : Kemampuan berjalan normal tetapi kurang optimal. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya kurang begitu baik. Pada kelompok ini perlu intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis lebih baik
  • Bisa Berjalan usia 18 bulan-24 bulan : Kemampuan berjalan terlambat ringan. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya tidak baik. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Sebaiknya dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi
  • Bisa Berjalan usia 24 bulan-32 bulan : Kemampuan berjalan terlambat berat . Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya buruk. Dalam keadaan seperti ini biasanya disertai gangguan neurologis atau susunan saraf pusat. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Stimulasi seperti tersebut harus dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi
  • Belum bisa berjalan sampai usia 32 bulan : Kemampuan berjalan terlambat sangat berat . Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya sangat buruk. Dalam keadaan seperti ini biasanya disertai gangguan neurologis atau susunan saraf pusat yang sangat berat seperti penderita Cerebral palsy.Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Stimulasi seperti tersebut harus dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi

Stimulasi dan Intervensi Motorik Kasar:

  • Eksplorasi Ruangan Rumah Anak diberi kesempatan bereksplorasi ke segala penjuru rumah. Contoh, saat anak mulai merangkak dan merambat, kurangi penggunaan kata “jangan” agar tak menghalangi geraknya. Usahakan melepas anak dari gendongan sesering mungkin, sehingga otot kakinya lebih lincah bergerak.
  • Latihan berjaklan dengan karpet bergambar  Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambar yang menarik di lantai. Minta anak untuk menginjak karpet/lantai. Misalnya, “Ayo Dek, injak gambar gajahnya!”
  • Mainan mendorong Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong-dorong juga bisa membantu anak belajar berjalan.Ajak anak berjalan-jalan sore atau pagi. Bila kemampuannya masih sangat kurang, orangtua bisa melakukannya sambil menatih anak.
  • Sediakan tongkat berputar yang bertumpu pada satu poros. Dengan berpegangan pada bilah yang melintang, secara tak langsung anak berlatih berjalan saat mendorong bambu tersebut.
  • Gunakan Hang bar seperti yang ada di pusat-pusat terapi. Intinya ada satu benda kokoh yang digunakan untuk berpegangan saat keseimbangannya masih labil.
  • Berjalan mundur Menarik mainan dari tempatnya membuat anak mengambil langkah mundur supaya dapat mengambil mainan tersebut. Berikan pengawasan ekstra bila anak mulai berjalan mundur.
  • Naik turun tangga Pegang tangan satunya saat naik/turun tangga dan biarkan tangan satunya memegangi pegangan tangga. Jika di rumah tidak ada tangga, manfaatkan tangga atau undakan di luar rumah, seperi di taman bermain, di hotel, di rumah sakit, dan lainnya.
  • Berjalan jinjit Tunjukkan pada anak bagaimana cara berjinjit. Lebih mengasyikkan kalau sambil mendengarkan lagu anak-anak yang riang.

Intervensi dan Stimulasi Vestibularis atau Kesimbangan

  • Rotary Vestibular Movement Sistem vestibular dirangsang ketika kepala perubahan posisi seperti ketika seorang anak berubah-putar, hang terbalik, berjalan atau ayunan. Gerakan Rotary adalah salah satu bentuk yang paling kuat dari stimulasi vestibular karena menyebabkan perubahan yang cepat dalam posisi kepala. Hal ini begitu kuat dapat menyebabkan mual atau pusing. Namun saat dilakukan harus di bawah pengawasan seorang ahli terapi okupasional, berputar pada sepotong aparat ditangguhkan seperti ayunan adalah kegiatan pengobatan yang dapat meningkatkan integrasi sensorik. Kegiatan rotary lainnya termasuk: komidi putaran, ayunan ban dan menari.
  • Vertical Movements atau Gerakan vertikal Beberapa anak mendambakan stimulasi intens disediakan saat melompat di atas trampolin. Gerakan naik turun merangsang telinga bagian dalam dan pada saat yang sama memberikan masukan sensorik ke otot-otot dan sendi karena mereka kompres bersama. Stimulasi sensorik ini dapat meningkatkan kesadaran tubuh dan organisasi otak. Kegiatan vertikal lain yang mengoptimalkan integrasi sensorik termasuk tongkat, menyelam dan menggantung terbalik saat bermain.
  • Movement on Inclines atau Gerakan di tanjakan Gerakan di tanjakan, terutama ketika anak mempercepat dan berkurang kecepatannya, menyediakan perubahan kecil dalam posisi kepala, yang menyediakan rangsangan indra kuat. Terapis okupasi sering menggunakan kegiatan-termasuk papan skuter gerakan cepat ke bawah sebuah lereng. Pengalaman vestibular serupa terjadi selama naik eretan, bersepeda menuruni bukit dan ski. Selain itu, wahana hiburan banyak taman menawarkan jenis gerakan dengan percepatan dan perlambatan.
  • Slow Vestibular Movement Activities Kegiatan Gerakan Lambat vestibular Beberapa anak dengan gangguan integrasi sensorik seperti Autism, hiperaktif, impulsif dan pada dasarnya kewalahan oleh rangsangan sensorik di lingkungan. Anak-anak ini sering keuntungan dari aktivitas vestibular lambat. Seorang terapis okupasi dapat menempatkan anak di atas sebuah bola terapi (di perutnya) dan batu bola bolak-balik dengan lambat, gerakan teratur. Kegiatan lain vestibular lambat termasuk papan luncur, gerakan lambat di dalam ayunan ganda atau berayun sisi ke sisi sambil dibungkus dengan selimut

Prognosis

  • Anak dengan keterlambatan berjalan biasanya juga disetrai keterlambatan lainnya seperti keterlambatan merangkak, duduk, berlari atau melompat.
  • Anak dengan keterlambatan berjalan biasanya juga disertai gangguan motorik kasar dan keseimbangan. Pada keadaan ini harus diwaspadai biasanya anak mudah terjatuh dan tersandung. Saat jatuhpun biasanya anak lebih tidak bisa menguasai diri sehingga sering terbentur ke[pala atau dagunya.
  • Di masa depan anak dengan keterlambatan berjalan biasanya tidak menyukai olahraga atau nilai olahraganyua tidak bagus. Anak seperti ini biasanya hanya senang melihat televisi, main game atau bermain di dalam rumah. Demikian juga saat sekolah biasanya hanya lebih senang menonton temannya yang sedang bermain di halaman.
  • Tetapi pada anak dengan keterlambatan ringan motorik kasar biasanya akan mempunyai ketrampilan motorik halus yang sangat baik seperti kerajina tangan, menggunting, main puzzle, main game atau permainan elektronik lainnya. Biasanya kekmapuan tangan lebih baik daripada ketrampilan kaki. Sehingga olahraga yang lebih disukai dan dikuasai adalah tenis, basket, badminton dibandingkan olahraga lari atau sepakbola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun