Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nazaruddin Tidak Sakit Jantung, Tetapi "Jantungan"

14 Agustus 2011   02:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:48 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sakit jantung dan berobat ke Singapura adalah alasan paling mudah yang dilakukan para koruptor bila sedang terjerat kasus hukum di Indonesia. Alasan sakit jantung itu tidak saja dilakukan saat melarikan diri ke Singapura. Saat  tertangkap di Cartagena, Kolombia, Nazaruddin juga mengaku sakit jantung kepada Interpol Kolombia. Dia pun sempat dibawa ke RS untuk diperiksa, tetapi hasilnya dia sehat-sehat saja dan dibawa lagi ke kantor polisi," demikian kata Dubes RI untuk Kolombia Michael Menufandu. Benarkah Nazaruddin mengalami sakit jantung dan berat badannya turun sampai 18 kg hanya merupakan kebohongan ?

Penyakit Jantung adalah penyakit yang paling sering diakui oleh para koruptor untuk berobat ke luar negeri. Penyakit jantung yang menjadi favorit para koruptor untuk mencari kambiong hitam adalah penyakit jantung koroner. Penyakit paling berbahaya ini sering dijadikan kambing hitam karena meski berbahaya dan dapat membunuh setiap saat tetapi tidak menunjukkan tampilan sakit pada penderitanya. Banyak penderita jantung koroner meninggal mendadak meski sebelumnya dinyatakan sehat. Karena tampilan penderita yang demikian maka hal inilah yang dijadikan alasan favorit para koruptor saat terjerat hukum saat melarikan diri ke Singapura.

Penyakit Jantung

Jantung Koroner adalah jenis penyakit penyakit pembunuh nomor satu di dunia dan di Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat penyempitan dan penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplaian darah ke jantung menjadi terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stres juga dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner. Penyebab jantung koroner adalah karena penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner, yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat. Kecanduan rokok, hipertensi, kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner.

Gejala penyakit jantung koroner adalah nyeri di dada, lebih spesifiknya nyeri di dada bagian tengah yang menjalar sampai ke lengan kiri atau leher, bahkan sampai ke punggung. Nyeri dada seperti ini adalah nyeri khas dari penyakit jantung koroner. Nyeri ini timbul hanya ketika melakukan aktifitas fisik dan akan berkurang saat beristirahat. Gejala penyerta lainnya adalah seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual.

Dalam keadaan yang akut penyakit jantung kadang tidak tampak dalam penampilan seseorang. tetapi dalam keadaan kronis dalam timbul komplikasi baru menjukkan gejala dan tanda tampilan fisik pada penderita. Bila Nazaruddin yang dalam keadaan tampak sehat itu mengaku sakit jantung , mungkin bisa saja masih dalam keadaan akut. Dalam keadaan seperti ini jarang sekali penderita jantung dapat menurunkan berat badannya turun 18 kg yang selama ini diakui Nazaruddin. Faktanya berat badan Nazaruddin dari tampilan fisiknya tidak jauh berbeda dengan saat terakhir di Indonesia. Pengakuan Nazaruddin yang meragukan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lebih lengkap.

Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya Penyakit Jantung Koroner antara lain dengan ECG, Treadmill, Echokardiografi dan Arteriorgrafi Koroner (Kateterisasi). Dengan pemeriksaan ECG dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan pada jantung dengan tingkat ketepatan 40%. Kemudian bila dianggap perlu dapat dilakukan pemeriksaan Treadmill Echokardiografi. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Arteriografi Koroner (Kateterisasi) yang mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi (99 - 100%) untuk memastikan apakah benar mempunyai Penyakit Jantung koroner.

Untuk memastikan benar tidaknya Nazaruddin menderita penyakit jantung memang tidak mudah dan tidak cepat. Bila data catatan rekama medis yang diakui di Singapura ada bisa saja menjadi acuan diagnosis tersebut. Tetapi bila cerita sakit jantung di Singapura hanya strategi dan kebohongan Nazaruddin saja maka harus dibuktikan lagi dengan pemeriksaan lebih lengkap di Indonesia. Memang mungkin saja pemeriksaan dokter Rumah sakit di kolombia benar bahwa nazaruddin tidak menderita penyakit jantung.  Tetapi pemeriksaan tersebut belum dapat memastikan bahwa Nazaruddin bukan penderita jantung bila pemeriksaannya hanya dilakukan dalam keadaan cepat dan pemeriksaan sederhana.

Tetapi yang pasti saat ini Nazaruddin mengalami "jantungan". Dalam istilah medis tidak ada istilah tersebut. tetapi istilah tersebut sering dipakai oleh orang awam untuk menggambarkan jantung berdebar-debar karena ketakutan. Ketakutan karena ketakutan kasus  megakorupsi dan polikorupsinya terbongkar.  Ketakutan dan berdebar-debar karena nyanyian mautnya hanya merupakan kebohongan karena tidak ada bukti. Atau jantungan karena merasa takut akan dianiaya bekas para sahabatnya dari partai demokrat. Jantungan merasa takut didzalimi para oknum KPK yang termasuk dalam nyanyiannya. Kalau seperti itu, bisa saja Nazaruddin tidak mengalami penyakit jantung tetapi hanya "jantungan" atau berdebar-debar karena ketakutan. Bila hanya "jantungan" tidak perlu berobat ke Singapura cukup berdzikir dan bertobat kepada Tuhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun