Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Money

BBM Langka, Penyebabnya Misterius

9 Maret 2011   00:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:57 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelangkaan BBM terjadi di berbagai wilayah Indonesia di antaranya Pekan Baru, Riau, Pontianak, Banjarmasin, Denpasar dan daerah lainnya. Ternyata kelangkaan tersebut juga terjadi di daerah jawa seperti Cikampek, Kuningan Jawa Barat dan beberapa daerah lainnya. Bahkan saat ini kelangkaan BBM bersubsidi jenis premium mulai menyentuh warga Tangerang, Jakarta dan sekitarnya. Sejumlah SPBU di Jakarta kehabisan premium dan ada yang sudah menutup gerainya karena kehabisan stok. Penyebab utama kelangkaan ini masih misterius. Hal ini ditandai dengan berbagai alasan yang diungkapkan Pertamina tidak rasional dan tidak transparan.

Apakah hal ini akan menyebar ke beberapa daerah lainnya di seluruh Indonesia. Uniknya kelangkaan tersebut terutama adalah premium tetapi tidak langka pada solar.

Kelangkaan BBM tampaknya akan menjadi rutinitas tahunan negeri ini. Kelangkaan BBM menjadi sangat penting karena merupakan kebutuhan utama masyarakat. Penyebab kelangkaan tersebut karena suplai BBM dari pertamina sangat berkurang sampai hingga separuhnya dari keadaan normal.

Penyebab Misterius
Seperti biasanya penyebab utama kelangkaan BBM itu tidak dapat dipastikan. Kemisteriusan penyebab ini karena BBM adalah merupakan komoditi rawan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sehingga keterbukaan informasi bisa saja membuat kepanikan dan menjadi spekulasi banyak pihak yang justru memperkeruh keadaan. Pihak Pertamina mengatakan bahwa penyebab utama kelangkaan di Riau dan Pontianak karena gangguan masalah transportasi kapal dan akan segera diatasi dalam beberapa hari. Anehnya, kalau penyebabnya masalah transportasi mengapa yang kehabisan hanya stok premium, sedangkan persediaan solar tidak terganggu. Lebih tidak rasional lagi alasan itu karena ternyata kelangkaan BBM itu mulai menyentuh pulau Jawa bahkan Jakarta.

Kelangkaan tersebut terjadi bersamaan di berbagai daerah dengan berbagai alasan penyebab yang berbeda. Perbedaan alasan penyebab tersebut menimbulkan dugaan bahwa penyebab utamanya ada pada suplai dari Pertamina. Apakah hal ini berkaitan dengan rencana kenaikkan harga minyak, krisis di Timur Tengah atau karena masalah kegagalan produksi.

Rencana dihapuskannya subsidi BBM akibat dibatalkannya pembatasan premium akan berdampak kenaikan harga premium. Rencana kenaikkan harga premium ini bisa jadi merupakan trigger utama masalah ini. Biasanya momen seperti ini sering digunakan oleh kelompok tertentu untuk menimbun atau bahkan memperlambat pengiriman demi keuntungan pribadi. Kerawanan suplai BBM mulai dari hulu sampai ke hilir dapat dimanfaatkan dan dimanipulasi oleh siapa saja yang akan mengambil keuntungan pribadi.

Melihat masih kurang transparannya Pertamina itu membuat timbulnya berbagai spekulasi dalam masyarakat. Kelangkaan BBM ini menjadi rawan bagi kehidupan sosial ekonomi bahkan politik. Masalah ini nantinya dimanfaatkan menjadi amunisi oleh para politikus untuk menembak pemerintah. Bila hal terjadi maka permasalahan kelangkaan BBM menjadi semakin panas dan lebih rumit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun