Dalam era di mana teknologi semakin canggih, keajaiban AI telah menghadirkan terobosan yang luar biasa. Kali ini, perhatian dunia tertuju pada teknologi AI yang telah membuka portal ke bahasa kuno yang telah tersembunyi selama ribuan tahun. Sebuah petualangan menarik yang akan mengantarkan kita pada pengetahuan yang tak ternilai dari masa lalu.
AI, atau Artificial Intelligence, sebagai cabang ilmu komputer yang ambisius, telah berhasil menciptakan sistem komputer yang mampu meniru dan melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan kecerdasan manusia. Dan dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi AI telah mencengangkan dunia dengan aplikasinya yang luar biasa di berbagai bidang. Namun, terobosan terbaru ini mengajak kita untuk menyelami masa lalu dan mengungkap rahasia bahasa Akkadia yang telah terlupakan selama berabad-abad.
Baca Juga:Peluang Karir Lulusan Program Studi Komunikasi Penyiaran! Jalan di Dunia Media yang DinamisÂ
Dilansir dari laman Bigthink.com, tim kolaborasi antara arkeolog dan ilmuwan komputer berhasil menciptakan AI dengan tingkat akurasi yang mengagumkan dalam menerjemahkan bahasa Akkadia yang tertulis dalam bentuk aksara paku atau cuneiform. Akkadia, bahasa asli dari kekaisaran Akkadia yang muncul sekitar 2300 SM, telah menyimpan misteri selama hampir 5.000 tahun lamanya. Sebagai bahasa bersejarah yang diukir di lempengan tanah liat menggunakan pisau atau paku, banyak dokumen penting dari masa lampau tersimpan dengan rapi.
Para peneliti mengungkapkan bahwa ada ratusan ribu lempengan tanah liat yang tertulis dalam aksara paku. Namun, sebagian besar dari dokumen berharga ini belum dapat diuraikan, karena jumlahnya yang melimpah ruah dan kurangnya ahli yang memiliki kemampuan membaca bahasa kuno ini.
Namun, berkat bantuan teknologi AI, pintu rahasia bahasa Akkadia pun terbuka lebar. Bahasa kuno ini kini dapat diterjemahkan dengan cepat dan akurat. Dengan adanya teknologi canggih ini, ratusan lempengan tanah liat yang berisi aksara paku dapat segera diartikan ke dalam bahasa Inggris secara instan.
Tak hanya itu, salah satu ilmuwan komputer berbakat yang terlibat dalam proyek ini, Gai Gutherz, bahkan telah berbagi kode program terjemahan berbasis AI secara daring di GitHub Akkademia. Tindakan mulia ini diharapkan akan memicu pihak lain untuk berkontribusi dalam menciptakan program serupa guna mengungkap bahasa-bahasa kuno lainnya.
Baca Juga: Mengaspal Menuju Masa Depan! Honda Rilis Skuter Listrik di Indonesia dengan Harga Indonesia.
Tentu saja, keberhasilan ini tidak datang tanpa tantangan. Diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan paham teknologi AI, terutama dalam bidang arkeologi dan linguistik, untuk dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi ini. Namun, semangat kolaborasi dan berbagi ilmu seperti yang ditunjukkan oleh Gai Gutherz menginspirasi kita untuk terus mencari pengetahuan tersembunyi dari masa lampau.