Â
I can buy Myself flowers...
Write my name in the sand...
Penggalan lirik lagu yang saat ini sedang terngiang-ngiang di kepala saya. Saat Mandi, makan, naik kendaraan bahkan sebelum tidur. Lagu tersebut tak henti berputar di pikiran.Â
Miley Cyrus adalah penyanyi yang sudah tidak asing lagi di kancah dunia musik Internasional. Lagunya yang selalu 'booming' seperti Party in the U.S.A (2009), we can't stop, wrecking ball (2013) dan masih banyak lagi membuatnya terkenal di seluruh belahan dunia. Terhitung sudah tujuh album dia keluarkan.
Lagu 'Flowers' dirilis 12 januari lalu, adalah single pembuka dari album ke delapan Miley bertajuk "Endless Summer Vacation". Lagu tersebut berhasil membuat  telinga pecinta musik di seluruh dunia terlena. Pengguna Instagram, TikTok, YouTube dan jajaran platform media sosial lainnya, serentak memainkan lagu 'Flowers' sebagai latar musik di setiap story mereka.
Saya  sebagai pengguna dari salah satu media sosial yang telah disebutkan, terpengaruh dan mulai menyukai lagu tersebut. Saya pribadi jarang mendengar lagu keluaran terbaru dan lebih sering mendengarkan lagu-lagu 'lawas'.
Tapi, untuk lagu yang diciptakan sendiri oleh Miley Cyrus ini begitu 'asyik' didengar. Kombinasi dari komposisi musik dan suara khas Miley inilah yang membuat lagu 'Flowers' terus saya mainkan. Saat-saat ini, selain kopi, 'flowers' menjadi teman dalam mencari inspirasi untuk menulis. Â
Saya pun 'kepo' dengan lirik lagunya. Setelah ditelusuri, ternyata lirik 'Flowers' begitu 'personal'. Miley yang pada tahun 2020 bercerai dengan Liam Hemsworth, terlihat mencurahkan situasinya sekarang pada lagu ini.
We were good, we were gold
Kinda dream that can't be sold
We were right 'til we weren't
Built a home and watched it burn