Pagi-pagi dari jam 7, aktivitas awal saya adalah mencuci piring bekas semalam, mencuci pakaian olahraga yang basah oleh keringat kemarin sore dan pakaian sehari-hari serta membuang sampah. Mengepel biasanya 2 hari sekali.Â
Semua aktivitas  bersih-bersih saya kerjakan sendiri, maklum di rumah sendirian. Setelahnya seperti biasa saya mempersiapkan hidangan makanan jualan saya dan menunggu datangnya orderan.
Sebelumnya, aktivitas bersih-bersih rumah dipekerjakan oleh seorang PRT saya menyebutnya "Bibi", namun karena satu dan lain hal saya terpaksa harus memberhentikan si bibi.Â
Bukan karena kinerjanya yang kurang baik, upah yang kurang atau hubungan yang tidak baik. Selama bekerja bibi sangat telaten, tepat waktu dan baik hati.Â
Tidak lama setelah itu, bibi mendapat pekerjaan baru, saya pun turut senang. Memang dari awal si bibi sudah banyak diincar oleh tetangga-tetangga yang membutuhkan PRT.Â
Mereka pun sempat ingin 'membajak' dengan iming-iming gaji lebih besar, tetapi bibi tetap loyal.
Bibi yang berasal dari keluarga kurang mampu hanya menyelesaikan pendidikan sekolahnya di jenjang SD.Â
Saya percaya jika nasib bibi lebih baik sehingga bisa menempuh pendidikan lebih tinggi, minimal dia akan menjadi seorang pekerja kantoran. Bukan berlebihan dalam menilai, karena saya tahu betul si bibi orangnya ulet dan juga pintar.
Seharusnya di usia yang hampir menginjak kepala enam, bibi bisa menikmati sisa hidupnya. Jam kerjanya pun sudah lebih dari 3 dekade. Bermacam-macam keluarga sudah dilayani.Â
Namun, bibi bukan lah seorang PNS yang mendapat tunjangan hidup setelah pensiun. Di usia senjanya dia masih terus berjuang untuk sekedar membiayai kehidupan sehari-hari dia dan keluarganya.Â