Di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler lebih banyak sebagai ajang penyaluran hobi siswa. Label penyaluran hobi inilah yang kerap membuat kegiatan yang akrab disebut siswa sebagai ekskul itu, dikelola dengan biasa saja. Sekolah sendiri tidak mendesain dengan bagus dan membiarkannya sekadar ada. Tidak sedikit ekskul disekolah yang mendapat dukungan dana apalagi kelengkapan fasilitas.
Padahal, studi dari Thomas J Martinek, profesor dari University of North Caroline at Greensboro Amerika Serikat; kegiatan ekstrakurikuler bukan sekadar tempat menyalurkan hobi belaka. Jika disalurkan secara efektif, menurut Thomas, kegiatan ekstrakurikuler, khususnya yang berbasis kegiatan fisik, dapat membentuk karakter seorang siswa.
Bahwa kegiatan ekstrakuler merupakan salah satu pendidikan pembentuk karakter sangat dibenarkan oleh Head of Academyc SMAN 10 Sampoerna Academyc, Drs Nur Ali. Karena itulah kegiatan ekstrakuler dikembangkan secara serius, bahkan disejajarkan dengan bidang akademik.
Hal lain yang tak kalah menariknya untuk membekali para siswa-siswi adalah pengembangan Youth Enterpreneurship Program. Dalam program ini para siswa diajarkan tentang kewirausahaan dengan terjun langsung selama enam bulan di berbagai perusahaan di Kota Malang. Mereka tak sekadar belajar menjadi staff namun belajar langsung menjadi pemilik perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H