Mohon tunggu...
Sancha Irawan
Sancha Irawan Mohon Tunggu... -

Seorang Pemuda Asal Rejang Lebong

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kisah Batu Menangis di Suban Air Panas

19 Oktober 2011   11:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:45 3690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

WISATA Suban Air Panas yang berada di kabupaten Rejang Lebong propinsi Bengkulu tak hanya memancarkan aura keindahan dan kesejukan. Namun lokasi ini juga menyimpan cerita batu peninggalan yang banyak diyakini mengandung nilai mistis.

Suban Air Panas berada di jalan lintas Curup-Lubuk Linggaudengan jarak tempuh sekitar6 Km dari Kota Curup (Ibu kotakabupaten Rejang Lebong) atau sekitar 90 Km dari Provinsi Bengkulu. Obyek wisata ini memiliki luas sekitar 30 Ha dandibuka untuk umum sejak tanggal 1 Nopember 1967.

Di sini, terdapat dua buah peningalan Suku Rejang yaitu BatuMegalitikum dengan lokasi berbeda. Batu pertama terdapat dibagian bawah. Batu megalitikum di lokasi pertama ini jugasering disebut dengan "Tri Sakti". Seratus meter darilokasi pertama, terdapat pula satu lagi batu megalitikumyang dikenal dengan nama "batu menangis" atau "PutriSelangkah"

Pada dokumentasi yang dibuat kolonial Belanda (TropenMuseum) tahun 1931 terdapat keterangan bahwa batu tersebutmerupakan peninggalan Pasemah. Namun menurut pengelolaSuban Air Panas,Surya Johan ST keterangan itu tidaklahbenar. Sebab batu megalitikum ini terdapat di daerah sukuRejang berada. Adalah hal aneh bila orang (suku Pasemah)yang tak ada di daerah tersebut dikatakan membuat batutersebut. Menurutnya, batu Tri Sakti memiliki cerita tentang tigaorang hebat yakni Sebei Teret, Sebei Tikis dan sebei Bitanyang hinga kini dipercayai dapat memberikan pertolongankepada pengunjung. Bahkan hingga saat ini, masih adabeberapa warga yang meminta pertolongan denagan membawabeberapa sesajian ke tempat keramat itu.

Sedangkan Batu Menangis atau sekarang disebut "PutriSelangkah", konon katanya dulu batu tersebut dijadikantempat merenung dan menangis sang putriyang bernama Gemercik Emas yang tidak mau dijodohkan dengan Putra GambirMelang yang merupakan putra Suku Rejang. "Kenapa dikatakansekarang ia Putri Selangkah, karena dahulu setiapputritersebut hendak pergi ke arah empat penjuru mata angin baruselangkah putri itu berjalan, kemudian langsung menghilangdan telah sampai di tempat tujuan," kata Johan saat ditemui minggu (16/10) kemarin

Diakui Johan, dulu batu itu memang sering mengeluarkan air.Sebagian warga mempercayai, batu itu merupakan air mataPutri Selangkah. Hanya saja, saat ini batu itu sudah jarangmengeluarkan air. "Air Putri Selangkah ini juga diyakinibisa melancarkan urusan jodoh. Pengunjung biasa mengusapkanair dari batu itu ke alis mata," kata Johan.

Selain tempat sejarah, lokasi wisata Suban Air Panas jugamemiliki fasilitas seperti tersedianya sumber air panasyang dipercayai dapat menyembuhkan berbagai penyakut kulitdan penyakit lainnya. Selain itu, di obyek wisata ini jugaterdapat sebuah kolam renang yang cukup luas. Pengunjung diwisata ini juga dapat menikmati air terjun bercabang duadengan ketinggian kurang lebih 90 meter. (sanca)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun