Mohon tunggu...
Chai Ting Ting
Chai Ting Ting Mohon Tunggu... -

Apa adanya saya... :D

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu, Dimana Ayah..? [episode : Pertanyaan Zee]

17 September 2011   13:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:52 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa hari ini ia tak menegur ibunya, ia benar-benar marah pada ibunya, lantaran pertanyaan nya tak jua di jawab dengan jujur. Ia penasaran dengan sosok ayahnya, pertanyaan demi pertanyaan tentang siapa ayah nya yang sebenarnya tak pernah di jawab oleh ibunya.

Zee iri dengan Bunga teman sekelasnya yang mempunyai ayah, ketika pembagian rapor selalu ayah nya yang datang, pernah sesekali zee datang ke rumah Bunga untuk belajar bersama, melihat kelengkapan keluarga Bunga yang mempunyai ayah, Ibu, kakak dan adik.. sangat-sangat membuat zee sedih, bahkan diantara teman-teman sekelasnya hanya ia yang tak mempunyai ayah. Dulu sewaktu di bangku Sekolah Dasar (SD) ada seorang teman nya yang juga tak mempunyai ayah, tapi itu karena ayahnya telah meninggal karena kecelakaan, sedangkan zee .. bahkan wajah ayah nya seperti apa ia tak pernah tahu, apalagi bagaimana nasibnya.

 

“zee.. makan dulu yuk, nanti belajar lagi, dari pulang sekolah kamu belum makan” Ibunya mencoba mendekati dan membujuk anak semata wayang yang sudah menginjak usia dewasa ini.

“ga mau, sebelum ibu kasih tau siapa ayah zee sebenarnya..” ucap zee yang masih cemberut

“zee sayang, jangan bahas ini terus donk, tolong ibu, jangan buat ibu pusing..”

“kenapa sih bu, zee berhak tahu siapa ayah zee sebenarnya, ga mungkin zee lahir tanpa ayah, semua makhluk di dunia ini pasti punya ayah, bu..” suara zee mulai meninggi dengan mata yang berkaca-kaca

“sudah ibu bilang berkali-kali kamu tidak punya ayah ya tidak punya… kenapa kamu memaksa ibu?..” sang ibu beranjak dari tempatnya menahan air mata yang hendak mengalir

Zee ikut beranjak dan menghampiri ibunya.. “ibu, zee sudah besar, kasih tau yang sebenarnya bu.. (..mulai menangis..) zee bisa terima apapun yang terburuk dari jawaban ibu, siapa ayah zee? Jika ia masih hidup dimana dia sekarang?, jika ia sudah meninggal dimana kuburnya?,.. beri tahu zee, ibu..” kini zee benar-benar menangis

“baiklah jika kau memaksa..” dan Ibu melangkah ke kamarnya, agak lama meninggalkan zee sendirian. Kemudian kembali ke kamar zee dengan sebuah foto, dan mulai bercerita.

“inilah foto terakhir ayahmu, zee… 

                                                          

                                                                                                                                      (…to be continued…)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun