Kabinet memang perlu merepresentasikan berbagai kepentingan namun kepentingan rakyatlah yang perlu didahulukan. Hal ini penting karena kedepannya Indonesia harus terus berakselerasi demi mengejar momentum surplus tenaga usia produktif yang akan datang dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.Â
Gerbong Indonesia Emas 2045 tidak akan datang untuk yang kedua kalinya, pemimpin perlu menyikapinya dengan bijak agar tidak ketinggalan kereta dan terus terperangkap sebagai negara berpendapatan menengah (middle income trap).Â
Gimick gemoy yang telah berhasil meraih simpati 52% lebih masyarakat selama pilpres yang lalu, sebaiknya tidak digunakan dalam menyusun kabinet. Ini karena hanya mereka yang prima dan proporsional yang dapat menjadi yang tercepat dan terdepan.
 Untuk itu, mengurangi bobot berlebih dalam kabinet merupakan satu langkah strategis untuk dapat berlari mengejar ketertinggalan dan berdiri sejajar dengan negara-negara maju dalam berbagai indikator pembangunan. Jika tidak, mimpi menjadi yang terdepan hanyalah sebuah janji manis kampanye yang akan terus diulangi setiap lima tahun sekali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H