Mohon tunggu...
Laode Buzyali
Laode Buzyali Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

QRIS Cross-Border: Lebih Dari Sekedar Closing-Order!

5 November 2023   12:11 Diperbarui: 5 November 2023   16:05 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Fitur Terbaru QRIS

Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2019, QRIS telah berhasil merebut hati para penggunanya. Kondisi tersebut dapat dilihat dari lonjakan jumlah pengguna QRIS yang telah mencapai sekitar 28,76 juta pengguna dengan nilai total transaksi hampir 100 triliun Rupiah pada akhir tahun 2022 [1].  Tingginya antusiasme Masyarakat tersebut merupakan dampak dari penyederhanaan model pembayaran konvensional menjadi lebih praktis dan modern. 

Metode gesek dengan input manual nomor rekening serta nominal pembayaran secara berulang-ulang dinilai memakan waktu, tidak ekonomis dan kurang safety bagi para pengguna khususnya saat periode pandemi yang lalu, dimana fasilitas umum termasuk ATM tak lepas dari kontaminasi virus berbahaya. Untuk itu, QRIS hadir sebagai jalan tengah antara keinginan berbelanja dengan upaya meredam gelombang penyebaran virus saat itu. Cukup dengan scanning layar HP, produk yang diinginkan bisa dibawa pulang.  

Kini dalam rangka mengukuhkan posisi QRIS sebagai teman setia pengguna saat berwisata belanja, Bank Indonesia selaku pihak pengembang QRIS kembali berinovasi dengan memadukan teknologi pembayaran scanning layar HP dengan otomatisasi konversi mata uang kedalam satu QR Code yang diberi nama QRIS Cross-Border[2]. 

Inovasi tersebut tidak hanya mengintegrasikan berbagai mobile banking dan dompet digital (e-wallet) lokal saja melainkan hingga mancanegara, sehingga aktivitas jual-beli lancar tanpa khawatir soal konversi mata uang lagi. Sebagai contoh seorang wisatawan Indonesia yang sedang berlibur di Thailand, bisa jajan makanan tradisional khas Negeri Gajah Putih hanya dengan scanning QR Code milik penjual tanpa perlu menyediakan uang tunai lagi.  Hal ini terjadi karena harga produk yang dibeli dalam mata uang Baht Thailand sudah dikonversikan kedalam Rupiah Indonesia oleh QRIS, sehingga saldo mobile banking yang terpotong akan disesuaikan dengan harga produk tersebut sesuai nilai tukar pada detik itu. 

Otomatisasi tersebut merupakan hasil kerja sama Indonesia dengan beberapa negara di ASEAN seperti Thailand dan Singapura dimana kedepannya Filipina dan Jepang juga akan segera bergabung. Penyederhanaan metode seperti ini sangatlah krusial mengingat berbagai e-wallet yang populer digunakan oleh Masyarakat Indonesia masih belum terintegrasi dengan platform e-commerce, pasar tradisional dan retail modern di luar Indonesia, sehingga menjadi dinding pembatas animo belanja Masyarakat dan ekspansi pasar para pelaku usaha di luar negeri. Untuk itulah, Peran QRIS Cross-Border menjadi semakin krusial kedepannya, karena bukan hanya sekedar mempermudah proses closing-an keranjang belanja pengguna melainkan sebagai perintis konektivitas rantai perdagangan di kawasan ASEAN secara holistik dan berkesinambungan.  

Lebih Dari Sekedar Closing-Orders 

QRIS Cross-Border bukan hanya sekedar alat yang memudahkan proses closing-an melainkan lebih dari itu. Dengan berbagai atribut canggih yang ditawarkan QRIS, keandalan fitur tersebut serupa dengan benda pusaka keris milik raja-raja pada masa lampau. Keduanya merupakan produk asli buatan Indonesia dan berperan mengantarkan kemenangan bagi para pemiliknya.  Bedanya QRIS bersifat inklusif yang dapat digunakan oleh siapa saja dan dimana saja sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh publik mancanegara dan mendorong integrasi ekonomi serta konektivitas antar pelaku usaha di kawasan ASEAN. 

QRIS juga tidak 'melukai' melainkan membantu para pelaku ekonomi meluaskan ekspansi pasar dan menggaet pelanggan global. Kini QRIS juga ikut mendorong inovasi pengembangan teknologi dan infrastruktur serupa di berbagai negara, seperti Thailand, Filipina, Singapore bahkan Jepang yang mulai ikut mengembangkan kode pembayaran digital serupa. Langkah ini telah menguatkan dan membuka peluang kerja sama perdagangan dengan mitra eksternal yang lebih banyak nantinya. 

Secara akumulatif, konektivitas yang dibangun QRIS saat ini dapat disejajarkan dengan kapal layar pelaut Eropa di abad pertengahan yang menghubungkan pasar rakyat di setiap kota pelabuhan yang disinggahi. Kapal itu telah mengarungi luasnya samudera dengan menembus batas-batas (border) benua, demi untuk menemukan sumber daya alam (orders) yang baru di belahan dunia yang lain [3]. Ekspedisi pelayaran itu terbukti berhasil tidak hanya menjadikan rempah-rempah sebagai komoditi primadona dunia, melainkan juga memudahkan proses pertukaran budaya, transfer ilmu pengetahuan, teknologi, hingga adopsi sistem pemerintahan modern di Kawasan Asia Tenggara kala itu. Pola inilah yang disebut sebagai Crossing Border by Closing Orders (CB2CO), satu konsep yang mengacu pada terjalinnya hubungan antarnegara yang didahului oleh jual-beli produk perdagangan lintas batas. 

Pola yang telah dirajut ratusan tahun yang lalu itu, kini semakin berkembang dengan adanya QRIS. Barcode tersebut mungkin tak sebesar kapal-kapal layar milik para pelaut Eropa, namun kapasitasnya mampu mengawal triliunan transaksi jual beli produk di ruang digital yang membentang luas melebihi luasnya hamparan Samudera Pasifik. Dengan capaian tersebut, bahtera QRIS sudah siap menjadi wadah penyaluran uang elektronik pengguna untuk mengarungi perbedaan mata uang asing yang selama ini jadi kendala transaksi lintas negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun