Teringat perjalanan saya satu tahun silam di bulan April, saya diberi kesempatan mengunjungi negara berslogan "Majulah Singapura" selama 3 malam dari kantor. Memang tujuan utama adalah menghadiri seminar, tapi tak lepas dari jalan-jalan. Jangan berpikir terlalu jauh. Walaupun tersedia waktu jalan-jalan bukanlah waktu yang lama. Ini hanyalah perjalanan bisnis. Yang pasti, waktu sesingkat itu cukup untuk sedikit mengenal negara tersebut. Hari terakhir di Singapura saya hanya memiliki 3 jam untuk bersenang-senang sedari subuh (baca: jam 6 pagi karena masih gelap). Awalnya saya kebingungan apa yang hendak saya lakukan pagi itu. Apakah cukup di hotel saja dan menikmati sarapan ataukah berkeliling melihat kota singapura yang terdekat dari hotel? Pilihan yang cukup rumit bagi saya karena: 1. Saat itu saya mulai meriang; 2. Ingin melihat sudut lain dari Singapura yang belum saya lihat malam sebelumnya; 3. Apakah yang bisa dinikmati dari tempat wisata disingapura pada pukul 7 pagi?; 4. Kasur dihotel sangat menggoda saya yang notabene baru tertidur pukul 2 pagi sehabis jalan-jalan di malam sebelumnya. Setelah melihat peta singapura yang isinya cukup lengkap dengan jam operasional tempat-tempat wisata, saya memutuskan untuk bersiap-siap menuju Pulau Sentosa. Saya yakin yang terbersit dalam pikiran adalah, apakah mungkin menikmati Pulau Sentosa dalam waktu 3 jam PP hotel. Bagi saya itu mungkin, walaupun minimalis. Jika orang bertanya sudahkah mengunjungi pulau sentosa, jawaban saya sudah. Sudahkah melihat Universal Studio, jawaban saya pun sudah. Sudahkah saya melihat patung Merlion besar khas Singapura, jawabanku lagi-lagi sudah. Sudahkah saya melihat Tiger Sky Tower, tetap sudah jawaban saya. Ditambah lagi, dengan $1 Singapura saya bisa menikmati kesemuanya diatas. Eiiittt... jangan berpikir yang terlalu jauh dahulu. Seperti yang saya katakan ini minimalis. $1 Singapura tetaplah $1, tidak mungkin bisa menikmati trip berharga puluhan dolar mengitari satu pulau sentosa kecuali hasil menang undian. Walau begitu, bukan berarti saya tidak menikmati. Bagi orang seperti saya yang notabene jarang sekali travelling, ini menjadi pengalaman tersendiri yang membawa keceriaan. Sooo, apa dong yang saya lakukan kala itu? 1. Â Sesampainya di stasiun MRT HarbourFront saya tidak berpindah ke stasiun di Vivo City yang menuju Pulau Sentosa. Ini semata bukan karena saya tidak mau, melainkan saya tidak tahu pada awalnya. Sehingga saya menyusuri Sentosa Broadwalk. [caption id="attachment_306599" align="aligncenter" width="300" caption="Sentosa Boardwalk"][/caption] 2. Walau belum ada toko yang buka, Sentosa Broadwalk dapat dinikmati keindahan dan kebersihannya. Sangat tenang dan teduh sekali dipagi hari sembari melihat kapal-kapal yang lalu lalang dan ornamen-ornamen Sentosa Broadwalk yang apik. Saat itu saya jadi membayangkan seandainya saya berada disana malam hari, apa yang akan saya nikmati. Maybe someday. 3. Sebagai orang awam yang mondar-mandir airport, saya sangat excited melihat travelator berjejeran rapih di Sentosa Broadwalk. Apalagi sepi, sehingga bebas berfoto ria. 4. Walau perjalanan ini saya lakukan sendiri, saya dapat melihat dan mengabadikan gerbang bertulisan "Sentosa" dari dekat. 5. Sesampainya di pintu gerbang Pulau Sentosa, tepat saat baru dibuka pada pukul 7 pagi, saya tukarkan $1 dengan tiket masuk pulau. Lalu mulailah perburuan foto di area Pulau Sentosa. 6. Tidak mau kalah dengan yang lain, walaupun sendiri, saya mengabadikan diri saya sendiri didepan globe Universal Studio. The power of selca. [caption id="attachment_306600" align="aligncenter" width="300" caption="Universal Studio Singapore"]
[caption id="attachment_306604" align="aligncenter" width="300" caption="Sentosa Express"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H