Lima mahasiswi Program Studi Farmasi Universitas Diponegoro telah menciptakan sebuah terobosan inovatif dengan merumuskan sabun cuci tangan alami yang menggunakan lendir lempuyang (Zingiber zerumbet) dan ekstrak daun ketapang (Terminalla catapa) sebagai bahan utama. Sabun ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ditargetkan mampu menjadi agen fitoremediasi untuk dekontaminasi limbah di ekosistem perairan.
Lendir lempuyang dikenal mengandung saponin, yang berperan sebagai surfaktan alami. Saponin ini dapat membantu membersihkan tangan sekaligus bersifat ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu kimia berbahaya. Sementara itu, ekstrak daun ketapang mengandung tanin yang dapat berfungsi sebagai bioabsorben, berpotensi mengikat dan menetralkan polutan di perairan.
Zahra, ketua tim penelitian ini, mengungkapkan bahwa ide awal dari proyek ini berangkat dari imajinasi sederhana.
"Awalnya kita itu berkhayal gitu, mungkin ngga sih ada sabun yang residunya ramah lingkungan dan bisa berfungsi sebagai agen remediasi pencemaran limbah di air," jelasnya.
Meski begitu, inovasi ini masih berada pada tahap pengembangan. Kelompok peneliti mereka sedang melakukan uji lebih lanjut terkait kompatibilitas dan stabilitas campuran dua bahan tersebut.
"Karena kita gabungin dua bahan, nih, kita perlu cek kompatibilitas dan stabilitasnya. Kompatibilitas itu terkait apakah kandungan dalam dua bahan itu bisa bersinergi atau justru bertentangan, sedangkan stabilitas memastikan bahwa campuran tidak menyebabkan pembentukan endapan," tambah Zahra.
Sabun alami ini direncanakan untuk diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta (RE) pada tahun 2025. Aru, salah satu anggota kelompok, berharap inovasi ini dapat lolos seleksi hingga tingkat nasional.
"Rencananya, proposalnya akan kita ajukan untuk PKM RE. Semoga bisa lolos seleksi fakultas, kemudian lanjut hingga PIMNAS, dan mendapatkan pendanaan," tuturnya.
Penelitian ini membuka peluang baru bagi pengembangan produk kebersihan yang tidak hanya aman bagi pengguna, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H