Mohon tunggu...
Santy Titik Lestari
Santy Titik Lestari Mohon Tunggu... -

Kita bisa menjadi lebih baik dari apa yang sudah kita anggap baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berani Berkomitmen

30 Juli 2011   12:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:14 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saya pergi ke toko pakaian yang lumayan besar (bukan mall sih) ... saya tak bermaksud belanja, hanya mengantar teman yang saat itu ingin membeli pakaian jenis tertentu. Sudah lama tidak memasuki tempat seperti ini -- karena tidak ada uang ... bisa jadi, tapi yang jelas waktu dan keinginan seperti kejar-kejaran untuk hal yang lainnya. Pilih-pilih baju, geser sana geser sini, ambil dikembalikan lagi, pilah pilah deretan hanger yang tergantung baju dengan puluhan warna ... bingung mau pilih mana?

Wow, ramai juga pikirku ... banyak orang berdatangan dan aktivitas mereka sama, entahlah bagaimana dengan hasilnya apakah mereka mendapatkan yang mereka suka atau hanya sekadar melihat-lihat dan survey terlebih dulu ... (baca: menunggu gajian tiba) ... hehe. Tiba-tiba seorang ibu bertanya padaku:

Ibu: "Mbak, ini harganya berapa ya? Saya tidak kelihatan angkanya, kecil sekali."

Saya: "Oh, ini harganya Rp 56.000,- bu."

Ibu: "Kalau yang ini berapa, mbak?" sambil menyodorkan baju bermotif lain."

Saya: "Rp 35.ooo,- bu."

Ibu: "Bagus yang mana ya, mbak?"

(waduh, ini baju model ibu-ibu ... saya bingung pilih yang mana -- saya belum jadi ibu-ibu. Akhirnya, karena saya suka warna hijau, ya saya bilang bagus yang hijau).

Tengok sana tengok sini, orang begitu antusiasnya mencari baju dan mencoba-coba ... oiya, kan mau Lebaran, pantas saja! Walau masih sebulan, tapi orang-orang sudah mulai mencari baju. Saya jadi ingat waktu SD dulu ... saya sering melihat tetangga-tetangga yang sebaya dengan saya yang merasa tidak sabar untuk memakai baju baru -- padahal Lebaran masih beberapa waktu lagi :) Sudah membudaya bahwa Lebaran identik dengan baju baru, sepatu baru, dan beberapa hal lain yang cenderung menjadi ciri khas saat Lebaran.

Setelah merasa menthok dan ternyata pakaian yang diharapkan tidak ditemukan, teman saya menyerah dan tidak membeli apa-apa. Wah, saya pikir ini adalah hal baik yang harus ditiru ... karena biasanya orang kalau mau membeli sesuatu (meski sudah dari rumah direncanakan), begitu sampai di toko/mall bisa saja menjadi berubah:

1. Membeli sesuatu di luar yang direncanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun