Mohon tunggu...
Samurai Jagoan
Samurai Jagoan Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Makan Enak

Seorang Entrepreneur, Tukang Jalan, Tukang Makan Enak, Praktisi & Owner Wenmit Pecel Bento, Penulis Buku, Provokator Entrepreneur, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional di bidang Entrepreneurship \r\n\r\n> HP 0818377811\r\n> FB Samurai Jagoan\r\n> Twitter @sa_murai

Selanjutnya

Tutup

Money

bis itu dapat julukan 'sumber bencono'

6 September 2011   00:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:12 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Untuk pertama kalinya saya naik bis antar kota antar propinsi yang bernama Sumber Kencono, dari kota Jombang di Jawa Timur menuju kota Solo di Jawa Tengah. Saya sungguh penasaran dengan bis ini. Berita di berbagai media yang membahas tentang polah pengemudi bis ini sungguh sering saya baca, belum lagi cerita dari mulut kemulut yang saya dengar tentang bis ini.

Saat menumpang bis ini menempuh perjalanan menuju tujuan, pikiran saya berputar-putar dan teringat pada petuah-petuah para mentor dan motivator bisnis. Bahwa situasi seperti ini (berita di berbagai media yang membahas tentang polah pengemudi bis ini ditambah lagi cerita dari mulut kemulut tentang bis ini) merupakan sebuah sarana promosi gratis yang luar biasa.

Walaupun cerita yang saya dengar dan saya baca bukan cerita yang positive bahkan lebih banyak negativenya, seperti pengemudi yang ugal ugalan di jalan raya, kecepatan bis yang selalu ngebut dan nggak mau ngalah dijalanan, di suatu sisi bikin ngeri tapi dilain sisi bikin penasaran. Dan saya akhirnya termakan menjadi korban penasaran dari semua berita tentang bis ini, saya bener-bener niat nunggu sampai bis ini datang dan harus merasakan sendiri kenikmatan menjadi penumpang bis ini.

Saya naik bis Sumber Kencono dan saya duduk tepat di belakang supirnya agar saya bisa menikmati perjalanan saya dengan maksimal.

Saya melihat sendiri persis seperti yang saya dengar dan saya baca, bis ini bener-bener konsisten dengan gelarnya raja jalanan, selalu ngebut dengan kecepatan penuh yang bisa dilakukan dan nggak pernah mau mengalah pada pengendara lain. Saya sangat salut dengan konsistennya, bener-bener salut, crew bis ini sama sekali nggak bergeming walaupun banyak protes dan kritikan yang melandanya.

Malahan mungkin dengan berbagai kritikan dan cercaan diberbagai media itu yang bikin bis ini selalu penuh dengan penumpang, bukannya dijauhi penumpang malahan ditunggu penumpang (begitu pikiran saya berputar saat saya melaju di dalamnya)

Dan ternyata dengan duduk tepat di belakang sopir saya juga bisa melihat kesibukan dari awak bis ini, terumatama sopir dan kernetnya. Saya nggak ngerti apakah ini sebuah kebudayaan yang berlaku ddalam bis ini atau pun bis-bis lain tapi yang saya lihat sungguh bikin saya pingin mencatatnya menjadi sebuah bahan yang bisa selalu menginspirasi saya.

Sering saya liat sopir menanyakan posisi bis Sumber Kencono yang lain pada kernetnya, entah yang ada di depannya atau yang ada di belakangnya. Atas pertanyaan si sopir maka kernet lalu menghubungi bis-bis yang ditanyakan sopir dengan langsung telepon atau via sms, begitu mendapatkan jawaban dimana posisi bis-bis yang dimaksudkan maka si kernet melaporkannya langsung pada sopir.

Jika posisinya jauh maka sopir langsung menancab gas apalagi jika di sekitarnya ada bis-bis lain yang merupakan kompetitor, namun jika tidak ada bis lain yang merupakan kompetitor maka si sopir agak menjadi santai. Sering juga si sopir memerintahkan pada kernet untuk meminta bis di depannya agar lebih cepat melaju atau meminta si kernet menghubungi awak bis di belakangnya agar memperlambat dan menjaga jarak.

Di sini saya merasakan mereka semua bekerjasama sebagai suatu team yang solid agar bener-bener menguasai jalur yang mereka tempuh dan agar penumpang semua dapat terangkut serta tidak diambil oleh bis kompetitor mereka. Si kernet saya liat juga nggak sayang pada pulsanya padahal menurut perkiraan saya mestinya untuk ukuran seorang kernet ndak mungkin begitu boros menelepon setiap saat jika mendapat perintah dari sopirnya.

Saya hanya menduga karena nggak sempat bertanya, saya rasa mereka mendapat jatah pulsa untuk setiap perjalanan yang ditempuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun