Mohon tunggu...
Samurai Jagoan
Samurai Jagoan Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Makan Enak

Seorang Entrepreneur, Tukang Jalan, Tukang Makan Enak, Praktisi & Owner Wenmit Pecel Bento, Penulis Buku, Provokator Entrepreneur, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional di bidang Entrepreneurship \r\n\r\n> HP 0818377811\r\n> FB Samurai Jagoan\r\n> Twitter @sa_murai

Selanjutnya

Tutup

Money

berilah pada mereka kepercayaan, berani?

10 September 2011   06:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:05 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapatkan kepercayaan dari orang lain adalah sesuatu hal yang tidak mudah sebab kepercayaan itu begitu agung dan bernilai sangat tinggi. Sungguh rasanya hidup ini tidak ada gunanya jika kita hidup dalam suatu lingkungan tapi tidak dipercaya oleh orang yang ada disekitar kita.

Padahal sebagai seorang entrepreneur tentu sangat penting untuk bisa memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak, karena tanpa adanya kepercayaan maka bisnis kita akan mati sebelum sempat tumbuh.

Trus gimana caranya ngedapetin kepercayaan dari orang lain itu?

Apalagi sebagai seorang entrepreneur, sebuah kepercayaan, terutama dari rekan atau partner bisnis sangatlah penting sekali. Ada sebuah teori yang sudah terbukti sangat manjur dan selalu di praktekkan secara turun temurun, 'untuk membangun sebuah kepercayaan dari orang lain maka berilah pada mereka kepercayaan terlebih dahulu'.

Pada prinsipnya kitalah yang pertama-tama harus aktif terlebih dahulu dalam memberikan kepercayaan baik itu secara tindakan nyata atau hanya lewat perkataan saja. dengan memberikan kepercayaan terlebih dahulu pada orang lain kita mengharapkan orang itu lantas akan memberikan kepercayaannya pada kita.

Paling gampang memang mempercayai orang yang sering kita temui, saya memang lebih cenderung percaya pada orang yang telah saya kenal baik daripada orang asing yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Cuman ini ada kelemahannya, sebab sekali orang yang saya kenal itu berbuat salah maka semakin berkuranglah daftar orang yang jadi kepercayaan saya, belon lagi jika ternyata dari daftar orang yang saya kenal itu gak ada yang sesuai dengan kriteria teman atau parner yang saya butuhkan, maka pilihannya saya akan tinggalkan peluang itu atau cari orang baru yang belon saya kenal dan memberikan sebuah kepercayaan padanya.

Berdasarkan pengalaman itu saya harus mulai mempercayai orang asing dalam kehidupan saya, karena memang kedekatan fisik saja ternyata belum lengkap dalam membangun kepercayaan. Kedekatan intelektual perlu diterapkan juga agar kepercayaan tidak hanya pada permukaan saja, tapi juga bisa meraih ke pikiran. Yang dibidik dari kedekatan intelektual adalah keinginan untuk dimengerti. Jika kondisi saling mengerti bisa diciptakan maka kepercayaan pun lebih mudah untuk dibangun antara kedua belah pihak.

Bedasarkan hal itulah maka mulailah saya rajin bergaul kemana-mana untuk membangun sebuah kepercayaan pada orang yang baru saya kenal.

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kita banyak bertemu dengan orang dari berbagai starata sosial, seperti lumrahnya manusia saya juga bertindak yang sama. Saya cenderung untuk lebih mempercayai seseorang yang baru dikenal apabila dia berpenampilan keren dan parlente daripada orang yang berpenampilanm biasa saja apalagi yang lusuh, walo sama sama baru saya kenal secara sepintas.

Penampilan memang nomor satu untuk mendapatkankepercayaan dari orang lain, itu yang sering saya gak sadar dan saya tetep terlena dengan penampilan. Jadinya saya tetep mengutamakan yang keren daripada yang gak keren dalam memberikan sebuah kepercayaan pada seseorang.

Disini saya nggak membahas apakah orang-orang itu baik atau benar dalam mengelola sebuah kepercayaan yang saya berikan pada mereka. Yang mau saya ceritakan dan bahas disini adalah pengalaman saya dalam memberikan kepercayaan berdasarkan penampilan seseorang. Ternyata bila saya memberikan sebuah kepercayaan pada si keren maka belum tentu saya mendapatkan prioritas utama dari sikeren sebab banyak orang lain pun melakukan hal yang sama pada si keren itu. trus yang teerjadi malah sebaliknya justru sikeren inilah yang jadinya milih mau mempercayai siapa dulu? Dia lihat performance saya ganti, keren apa nggak jika nggak maka dia akan memberikan kepercayaannnya pada orang lain yang lebih keren dari saya minimal.

Sakit kan!!!

Akibat dari pengalaman itu saya baru sadar bahwa memberikan kepercayaan itu jangan terlalu berdasarkan segi phisik atau penampilan belaka, perlu juga saya mengutamakan feeling atau perasaan positive yang saya punya terhadap seseorang yang baru saya temui walaupun kadangkala penampilannya blass gak keren alias biasa banget.

Biasanya orang-orang seperti ini juga punya masalah yang hampir sama dengan saya (saya gak keren dan sembarangan berpenampilan) punya kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang yang dianggapnya keren. Dari kesadaran berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan dari sikeren maka saya sekarang punya kecenderungan untuk memberikan kepercayaan pada teman yang gak keren, yang biasa atau yang gak oke secara phisik.

Justru mereka-mereka itulah yang memang harus mendapatkan kepercayaan dari saya, sebab dengan mendapatkan kepercayaan dari saya mereka yang merasa gak keren akan tersanjung luar biasa dan akan membalasnya dengan memberikan kepercayaan tingkat tinggi mereka pada saya. Akibatnya saya bisa mendapatkan kepercayaan darei orang lain dengan lebih mudah karena memang saya berani memberikan kepercayaan saya pada mereka.

Sebagai seorang entrepreneur maka kepercayaan adalah sebuah fondasi dasar yang utama untuk membangun jejaring sosial kita secara lebih kuat lagi. Dan untuk mendapatkan sebuah kepercayaan kita nggak mesti harus menunggu dulu, kepercayaan gak mungkin kita dapatkan begitu saja secara tiba-tiba, sebuah kepercayaan akan kita dapatkan jika kita membangun terlebih dahulu kepercayaan terhadap orang lain.

Beri dulu baru ambil!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun