Mohon tunggu...
Alhuzaify
Alhuzaify Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Islamku, Islammu, dan Islam Mereka

7 November 2018   14:16 Diperbarui: 7 November 2018   14:20 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sungguh pedih menyait hati ketika melihat realita yang terjadi hari ini. Hampir setiap waktu isu tentang agama menjadi pengisi setiap topik utama Media Masa. Mulai dari penistaan agama hingga sekarang yang sangat viral adalah pembakaran bendera "Tauhid". Masing-masing golongan angkat bicara. Sebagian ada yang memihak, sebagian ada yang menjadi penengah.

Satu pihak dengan pihak yang lain saling menyerang dengan argumen, bahkan yang disayangkan sampai menghina dan merendahkan satu sama lain. Na'uudzbillah. Justru yang lebih disayangkan lagi ada golongan lain yang bertepuk tangan melihat konflik dan perpecahan yang ada di antara Umat islam. 

 Apakah benar ini yang diajarkan islam? Apakah benar islam itu identik dengan perpecahan dan perbedaan? Dan bagaimana jika Rasulullah SAW hadir di tengah-tengah keadaan seperti ini? Islam yang manakah yang benar? Tiap masing-masing golongan berteriak, "Allahu Akbar!! Kami Ahlussunnah Wal jamaa'ah!!" hingga tiap barisan dipenuhi gema takbir sebagai bentuk pembelaan terhadap kelompok masing-masing.

Sementara Muslim yang tidak punya modal pemahaman yang cukup untuk memahami keadaan semakin dibuat bingung. "Islam mana yang benar?" begitu kira-kira hal yang menjadi titik tanya di benak mereka. Bagaimana Tidak, dengan isu yang berbagai macam ragamnya menghadirkan pendapat yang berbeda dari golongan dan kelompok yang berbeda. Semuanya berteriak Takbir! Semuanya berteriak bahwa mereka-lah yang paling benar! Seakan kebenaran itu berpihak pada pihak mana yang teriakannya paling keras!

 Padahal Allah telah mengingatkan dalam Al-Quran: "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S: Al-hujurat:10)"

 Pada terjemahan ayat di atas jelas, bahwa seorang Mukmin dan Muslim dengan sesama mereka adalah saudara. Bahkan sudah jelas ada perintah untuk memperbaiki setiap hubungan yang retak dan renggang karna sebuah konflik. Memang bukan suatu kesalahan ketika ada perbedaan cara pandang dan pendapat di antara kaum Muslim. namun dnegan melihat realita hari ini, menimbulkan pertanyaan, "Islam siapa yang benar?" 

Padahal bukankah islam itu hanya satu, islam Rahmatan lil 'aalamiin, Islam yang datang dari Allah. Lalu mengapa hari ini ada Islamku, Islam mu, dan Islam mereka. seakan-akan Islam itu tergantung siapa penganutnya. Malah kebalikan dari seharusnya penganutnya yang bergantung kepada Islam, bukan Islam yang bergantung pada siapa penganutnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun