Mohon tunggu...
Romastiur Neng
Romastiur Neng Mohon Tunggu... -

menyukai ketenangan bilapun sekali-kali riuh yang ndeso

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Fokus Yayaya

5 November 2018   15:03 Diperbarui: 5 November 2018   15:07 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

dalam hati mau fokus harus fokus dan mesti fokus demi tercapai target  pekerjaan, alhasil apa. saat niat fokus hanya ada dalam pikiran yang  bukan dari hati, godaan-godaan lebih dilayani. godaan medsos, gonta  ganti lagu di youtube, gossip dan bicara hal yang tidak sangat penting,  pada saat itu. uyee...waktu berjalan tanpa bisa di suruh menunggu,  seperti naik ojek minta berhenti sebentar di ATM misalnya, sebelum  menuju tempat tujuan sebenarnya. Tidak ada excuse, waktu tidak peduli  dan tidak mau tau. 

Oh sungguh kejamnya waktu, tidak tahukah dia bahwa  aku sedang ini bersenang senang sejenak, senangin diri sendiri yang  tanpa sadar mengabaikan tanggung jawab. kunikmati lagu demi lagu,  kulalui percakapan demi percakapan, jam demi jam, hei adakah ku enjoy eh  rupanya tidak. sudha kuganggu fokus orang lain, sudah kusia-siakan  waktu orang lain untuk meladeni pembicaraanku, aku telah membuat dia  rugi atas waktu berlalu karnaku. apa ini namanya? egois, tepatnya kata  itu. waktu, sudah sampai dimanakah sekarang. iya sudah akan tiba, tiba  dimanakah. tiba di waktu penghujung harus kembali ke rumah, iya kembali  kerumah dari tempat kerja. iya, hari saya bekerja, tapi apakah yang  sudah kukerjakan duhai waktu? 

Kau lupa target mu, kau lupa niat mu, kau lupakan mimpi mu hari ini. 

hufff.....bagaimana harus kutebus hari ini? tentu tidak bisa, waktu tidak bisa menunggu, dia telah berlalu tanpa sapa. 

aku  harus berlari, mengejar ketertinggalan dengan tenaga ganda, itu  karna  aku, bukan sesiapapun yang kuajak mengobrol atau lagu yang  kuputar, mereka juga korban ku yang tidak mereka tau tapi ku sadari.

Dia begitu berharga...

dalam jauh aku melambaikan tangan seraya tersenyum...

aku menginginkan mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun