Wahai, rumah indah berkapur tetanaman!
Kuratapi keberadaanmu di ujung zaman
Kala penghunimu terisak lapar
Para penjaga menjarah perabotmu
Kepala keluarga yang melongo
Coba pimpin pembantu moral iblis
Sia-sia, ia pun jadi iblis
Yang akhirnya jadi dedengkot para penjaga
Menjarahi penghunimu
Duhai, pulau permai permadani katulistiwa!
Kusayangi nasibmu kala mentari berurap
Di saat pohon-pohonmu dicukur gundul
Tanah dan airmu dilahap ketamakan
Sawah ladang bercucuran air mata
Dihantam fondasi gedung
Diperkosa lapangan golf
Amboi, negeri para malaikat!
Ke mana masa keemasanmu sembunyi?
Laut kini mendarah
Hutan sekarang dicat bata
Gunung jadi lembah
Embun jadi asap
Menangisi simponi jerit rakyatmu
Diperkosa lapar dan kebodohan
Tangan malaikatmu sendiri
Yang sudah tak ber-Tuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H