Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Merindukan Suami

22 September 2018   17:05 Diperbarui: 22 September 2018   17:55 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detak jam dindingku tersayang.........
Sudikah kausampaikan berita asmara
Di atas meja penuh terliput sukaria
Oleh santapan, kertas berharga, kopi, rokok
Dari dia yang demikian memenuhi semerbak pagi
Kucecap di sore berkabut rindu?

Oh, cecakku manis di pojok kamar tersendiri.........
Mungkinkah kau terbang melawan hukum
Taruh memo di saku jas biru si tampan
Kuncupkan ajakan penuh hiasan cinta abadi
Tergila-gila satu sama lain memasrah
Malam ini waktu bulan sembunyi lari?

Menanti ku tak lagi bertepi sunyi
Hanya dia di sana, menyeruak asap hitam
Tanpa batas berarti menjadi
Saksikan dua insan berlumur berahi
Sampai dua itu jadi tunggal, satu waktu pasti

___________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun