Tercebur dalam marak macet jalanan soreÂ
Di tabung kurungan modern bernama mobilÂ
Khayalku meronta hendak bebasÂ
Realita tak jua beri kesempatan padanya Â
Sinergi asing tercipta di sana berikutnyaÂ
Upaya satu kawin dengan cengkram kaku yang lainÂ
Hasilnya: absurditas dan kepastian
Kembar siam beda hakiki absolut
Jadikan semuanya membayang mengabut
Pelukan kacau di kepala penuh tanya
Melagu beriring belai lembut sosok bayang pasti
Perjalanan ini memuakkan namun kurindukan
Bukan semerbak kekalutan ini yang didamba
Rumah itulah tujuan istirahat tenang
Kekasihku yang kucari setelah sehari terabai nisbi
Si kembar terus meronta melalap rasa dan akal
Klakson memaki satu sama lain
Dihantam suara lembutnya dalam batinku
Kala Sayangku menyapa melodi tanpa partitur
Harmonisasi nada lahir tanpa rencana mencipta
Asap knalpot saling tarik dorong di depanku
Tertendang lekuk tubuh Cintaku merayu
Yang tetap dan tegap bangkitkan gairahku
Dindaku sayang.........
Nantikan aku sedasa masa berganti
Sekilometer lagi kita bertemu nanti
Jangan biarkan rutinitas mengandung bosan
Kita 'kan padu cinta saat bulan bertugas jaga
Di peraduan abadi buaian cinta sejati
Anugerah-Nya yang kita jaga suci setia benar
______________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H