Mohon tunggu...
samuel purba
samuel purba Mohon Tunggu... Administrasi - PNS, pemerhati sosial

Penikmat alam bebas dan bebek bakar; suka memperhatikan dan sekali-sekali nyeletuk masalah pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan; tidak suka kekerasan dalam bentuk apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Abang

3 Februari 2023   15:25 Diperbarui: 3 Februari 2023   15:56 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa cerita memang sengaja disimpan

terutama yang terletak di ujung duka

Juga tentang perasaan yang kini membungkam

supaya tangisanku tidak berubah menjadi luka

Apalagi saat aku mengingatmu lagi

Suaramu sayup lirih memanggil menjelang pagi

sejenak sebelum aku memulai hari

Masih pedih goresan yang kau tinggalkan

banyanganmu menari-nari di sepanjang derap kaki

Setapak jalan tanah lumpur berwarna kuning

kejutan dari hujan yang menangis buatmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun