Mohon tunggu...
samuel purba
samuel purba Mohon Tunggu... Administrasi - PNS, pemerhati sosial

Penikmat alam bebas dan bebek bakar; suka memperhatikan dan sekali-sekali nyeletuk masalah pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan; tidak suka kekerasan dalam bentuk apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perlunya Manajemen Risiko untuk Awam

2 Februari 2023   15:02 Diperbarui: 2 Februari 2023   16:24 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sekitar jam 1.00 Wib dini hari, proses administrasi rawat inap si bungsu baru selesai. Saya berencana pulang ke rumah, sementara istri menemani si bungsu. Istri saya sebenarnya sudah menahan saya agar tidur di rumah sakit saja. Namun karena kondisi rumah sakit terbatas dan saya memikirkan keselamatan anak-anak di rumah yang relatif baru kami tempati, akhirnya saya putuskan pulang.

Menempuh 8 kilometer sekitar 20 menitan saya tiba di rumah. Sebelumnya saya sudah berpesan agar anak sulung cukup mengunci pagar saja, pintu depan rumah agar tidak dikunci. Ini karena saya memang sudah membawa kunci cadangan untuk gembok pagar.

Kagetnya saya ternyata pintu depan juga ikut dikunci si sulung. Lantas saya mulai menelpon ke HP nya. Sekali dua kali tidak dijawab. Saya mulai panik, lantas menelpon beberapa kali lagi. Sama saja, tidak dijawab. Saya mulai mengetuk pintu berharap mereka dapat mendengar. Ternyata sama saja, tidak ada respon.

Ajaibnya, tiba-tiba saja hujan turun, dan semakin deras. Tidak terasa sudah setengah jam saya mencoba menelpon dan menggedor, tiba-tiba pintu rumah tetangga saya terbuka. Saya melihat dua orang remaja perempuan keluar. Ada seorang laki-laki yang menjemput mereka. Saya agak heran juga kemana mereka pergi pada pukul 02.00 Wib subuh-subuh begini?

Akhirnya saya menyerah. Saya kembali ke rumah sakit dan tiba di sana setengah jam kemudian. Saya tidak bisa tidur dan sangat kelelahan. Pagi-pagi saya sudah bangun dan kembali ke rumah untuk mengantar anak-anak sekolah. Setelah itu saya kembali ke rumah untuk tidur.

Namun saya mendengar tetangga saya berbicara dengan Ketua RT, bahwa ada kejadian tadi malam yang mana rumah mereka digedor-gedor sehingga anak-anak mereka sangat ketakutan sehingga akhirnya memanggil sekuriti lalu mengungsi ke rumah saudara mereka.

Saya sangat terkejut, lalu menjelaskan bahwa tadi malam saya menggedor-gedor rumah saya sendiri.  Saya jelaskan bahwa anak saya sedang dirawat di rumah sakit. Saya sangat meminta maaf atas kejadian tersebut kepada pengurus RT dan tetangga saya yang menjadi terganggu atas kejadian itu.

***


Dua kejadian di atas menunjukkan bahwa sebagai seorang kepala keluarga, saya kurang bijaksana dalam bertindak. Seharusnya saya sudah bisa memprediksi kondisi-kondisi tersebut sehingga tidak menjadi masalah yang terjadi berturut-turut bahkan sampai melibatkan kesehatan anak saya dan mengganggu tetangga. Meskipun saya sama sekali tidak pernah berniat jahat atau bermaksud agar hal tersebut terjadi. Kurang bijaknya saya terkait dengan manajemen risiko.

Mungkin istilah manajemen risiko terlalu tinggi untuk orang awam, dan lebih tepat menjadi pembahasan di dunia bisnis atau pemerintahan yang masalahnya jauh lebih kompleks dan rumit. Namun kenyataannya, ada banyak masalah dalam konteks yang lebih sederhana semisal kehidupan pribadi atau keluarga, dimana kalau kita lebih tenang dan cermat dalam memetakan risiko, akan dapat mengurangi terjadinya masalah-masalah yang sebetulnya tidak perlu terjadi.

Contohnya sudah jelas di atas. Seandainya saya sudah memikirkan bahwa ada potensi kesehatan anak bisa terganggu karena debu dan kebersihan, mungkin sejak awal saya menitipkan mereka ke adik saya. Seandainya saya tidak memberi tugas yang mungkin berat bagi anak-anak saya yang masih duduk di bangku SD untuk tidak mengunci pintu rumah, mungkin tetangga saya tidak akan ketakutan karena ulah saya di tengah malam.

Masih banyak hal lain, yang mana kita dapat menghindari munculnya masalah-masalah besar yang dapat menghambat kesehatan, karir, pendidikan, keluarga, dan lain-lain, dimana dapat mengganggu apa yang telah kita cita-citakan dengan baik.  Dan hal tersebut dapat kita terapkan dalam setiap tindakan dan kegiatan yang kita lakukan sehari-harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun